7 Rahasia Kecerdasan Sayyidina Ali

Sayyidina Ali.
Sumber :
  • pinterest.com

VIVA – Sayyidina Ali atau Ali bin Abu Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat dekat dengan Nabi. Ali adalah khalifah keempat yang pernah berkuasa dan salah satu golongan pertama pemeluk agama Islam. 

Ali adalah manusia yang istimewa. Dinyatakan, ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam, setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabu Muhammad SAW. Menurut sejumlah riwayat, di usianya yang ke delapan, Ali bin Abi Thalib sudah bersedia masuk Islam setelah mendengar. Nabi Muhammad juga sangat menyayangi Ali bahkan setuju dengan pernikahan Ali dengan sang putri Fatimah, sehingga ia menjadi menantu Nabi Muhammad SAW.

Ali terkenal dengan kecerdasannya yang tidak main - main. Ia terkenal dengan kepiawaiannya dalam berilmu, sehingga ia bisa menjadi Khalifah. 

Kecerdasan Ali tidak ia dapatkan begitu saja, ia juga dinyatakan memiliki rahasia kecerdasan yang membuat ia menjadi seseorang yang berilmu. Beriku adalah 7 rahasia kecerdasan Sayyidina Ali 

Belajar Langsung dari Rasulullah

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Aku adalah Pintunya ilmu, dan Ali adalah kuncinya" yang menandakan bahwa Ali adalah sosok yang memiliki kecerdasan yang hebat. 

Sejak berusia 6 tahun, Ali hidup satu atap bersama Rasulullah SAW, yang mana ia juga adalah sepupu Nabi. Sejak usia dini,  Ali telah mendapat pengasuhan dan pendidikan langsung dari Nabi Muhammad Tak hanya itu, dengan hidup bersama Nabi Muhammad SAW dan keluarga nani, Ali mendapat keistimewaan untuk dapat mengamati dan mempelajari apa saja yang berkaitan dengan Rasulullah saw beserta keluarganya, baik yang berhubungan dengan tingkah laku maupun ucapan. 

Rasulullah saw benar - benar mendidik Ali menjadi sosok yang hebat. Bahkan ketika Nani akan menerima gelar Kenabian nya, Ali setia berada di sisinya. Ali sering diajak oleh beliau untuk menyepi di gua Hira.

Menuliskan Kembali Ilmu yang Ia Terima

"Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya” adalah salah satu perkataan Sayyidina Ali yang terkenal. Kalimat tersebut sangat terbukti kebenarannya. 

Mengutip dari buku Mengikat Makna oleh Hernowo, pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW, menuliskan kembali Alquran hingga ia tidak keluar dari rumah untuk waktu yang lama, ia hanya keluar untuk sholat berjamaah. “Imam Ali mengumpulkan ayat -ayat Alquran sesuai dengan urutannya ketika diturunkan. Dicatatnya juga mengenai jenis ayat yang memiliki pengertian umum dan khusus, yang mutlak dan yang muqayyad, yang muhkan dan yang mutasyabih, yang nasikh dan yang mansukh, yang azimah (ketentuan tugas untuk dilaksanakan) dan yang termasuk rukhshah (kelonggaran untuk memudahkan). Selain itu, disusun pula etika dan cara-cara membaca dan mempelajari, serta tentang asbabun-nuzulnya”. 

Selain dengan menuliskan kembali, ia juga berkutbah mengenai ilmu yang ia miliki, mengamalkannya dan bernasihat agar orang - orang yang ingin mengikat ilmu lakukan dengan menuliskannya. 

Kata - Kata Indah

Merangkai kata kata dengan indah merupakan salah satu cara menstimulasi otak agar cerdas. Telah dikatakan bahwa Ali belajar mengenai Alquran dan hadist. Tentu saja, Alquran dan hadist mengandung susunan kata kata indah. Jadi, kecerdasan Ali dalam merangkai kata - kata indah tidak lepas dari apa yang sering ia baca dan pelajari. 

Tahu Kemampuan Diri 

Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa seseorang yang mengetahui kemampuan atas dirinya dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia tidak mengetahui kemampuan dirinya. Dari pernyataan tersebut, mengetahui kemampuan diri sendiri adalah ciri orang yang berilmu. 

Tentunya, dengan mengetahui kemampuan diri, seseorang dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dan terdorong untuk terus meningkatkan kecerdasannya, sehingga tidak akan pernah berhenti belajar. 

Berguru pada Sang Ahli

 

Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang ketiga adalah berguru pada ahlinya atau belajar kepada ahlinya. Telah dikatakan bahwa sejak kecil, Ali berada dalam asuhan Nabi Muhammad SAW, yang mana kecerdasan Rasulallah tidak perlu dipertanyakan dan mengenai keahliannya dalam ilmu.

Nabi Muhammad merupakan manusia yang tiada tandingannya. Sehingga, tak heran, jika Michael Hart, penulis buku terkenal “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah”, meletakkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh pertama yang meraih kesuksesan luar biasa, baik di bidang agama maupun lingkup dunia.

Namun, memang Ali istimewa, karena bisa mendapat guru - guru dan pengalaman yang luar biasa. Bagaimana seorang guru mengajar, akan sangat berpengaruh kepada kecerdasan muridnya 

Bersungguh - Sungguh

 

Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang keenam adalah menanamkan kesungguhan ketika belajar atau selalu belajar dengan  bersungguh - sungguh. Kesungguhan dalam belajar telah menjadikan Ali dengan limpahan kecerdasan yang luar biasa. 

Contoh kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar terlihat dengan nyata saat berada di bawah asuhan Rasulullah saw. Ia sering mengamati apa yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW dan kemudian memikirkannya dengan sungguh - sungguh.

Dari kesungguhannya dalam belajar kepada Nabi Muhammad SAW, sejak kecil, tidak pernah sedikit pun ia  mengikuti tingkah laku kaum Jahiliah pada jaman dahulu, yang tentunya berada disekelilingnya. 

Mengamalkan Ilmunya

 

Rahasia kecerdaan Ali yang terakhir adalah, ia selalu mengamalkan ilmu yang ia miliki. Ali pernah berkata "Seseorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sama saja dengan orang yang tidak memiliki ilmu" Bahkan, ilmu tersebut akan menjadi beban bagi orang yang tidak mengamalkannya.

Selain itu, menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu yang tidak diamalkan cenderung akan meninggalkan pemiliknya. Kalau harta tidak bermanfaat mungkin tidak akan lari dari pemiliknya. Tetapi kalau ilmu yang tidak diamalkan, ia akan lari dari pemiliknya. Ali ra berkata, “Ilmu berhubungan dengan amal, ilmu memanggil amal Jika ia (amal) menyambut panggilannya..; bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.”

Di atas adalah 7 rahasia kecerdasan Sayyidina Ali. Semoga kita juga senantia bisa mengamalkan ilmu dan terus belajar.