Gerhana Bulan Malam Ini Bisa Ukur Tingkat Polusi Lho, Tapi ...

Melihat Gerhana Bulan di langit Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Malam ini fenomena alam Gerhana Bulan Sebagian bakal terlihat di wilayah Indonesia. Gerhana akan mulai terlihat pada Rabu 17 April 2019 dari dini hari sampai pagi hari. Selain pengamatan, ternyata momentum Gerhana Bulan ini bisa dimanfaatkan untuk mengukur tingkat polusi sekitar kita. 

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto menjelaskan, ada peluang Gerhana Bulan bisa dipakai untuk mengukur tingkat polusi cahaya. 

"Saat gerhana nanti, sinar Matahari graze atau menyerempet atmosfer di atas Jakarta. Tapi, perlu dicatat bahwa pengukuran tak langsung seperti itu mengandung banyak derau (gangguan) atau bahkan tidak cukup akurat," jelas Rhorom kepada VIVA, Selasa 16 Juli 2019. 

Pengukuran tingkat polusi cahaya dengan menumpang momen Gerhana Bulan pernah dilakukan otoritas di Beijing, China. Rhorom mengatakan, pengukuran polusi dengan citra gerhana masih sedikit sekali. Selain itu pembahasan eksperimen pengamatan ini masih bersifat umum dan kualitatif. 

Contoh kasus di Beijing, kata Rhorom, dengan berdasarkan citra gerhana pada waktu tertentu, peneliti mengidentifikasi adanya daerah yang tampak lebih merah gelap. Setelah ditelusuri, kenampakan tersebut berkaitan dengan cahaya Matahari yang melewati atmosfer Beijing. 

"Ketika banyak aerosol atau debu, maka cahaya Matahari lebih termerahkan dan redup. Saya kira studi yang lebih umum adalah dengan pengukuran langsung (insitu) atau dengan penginderaan jauh (satelit)" jelasnya. 

Durasi Gerhana Bulan Sebagian Rabu 17 Juli 2019 dari fase awal sampai akhir totalnya 5 jam 37,4 menit. Sedangkan fase inti gerhana atau fase mulainya gerhana sebagian hingga fase berakhirnya gerhana sebagian durasinya 2 jam 58,8 menit. Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019 merupakan salah satu dari lima gerhana yang terjadi pada 2019. (ali)