Daging Nabati dari Ampas Tahu, Ciptaan Mahasiswa IPB
- Facebook - Institut Pertanian Bogor (IPB)
VIVA – Inovasi produk olahan untuk kebutuhan pangan manusia perlu terus dikembangkan agar tercapai keberagaman pangan.
Berbagai inovasi tersebut dibuat untuk memecahkan permasalahan pangan Indonesia yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan, seperti tingginya konsumsi daging merah dan produk daging olahan.
Guna mengurangi permasalahan tersebut, lima mahasiswa IPB membuat inovasi daging nabati super dari ampas tahu.
Di bawah bimbingan Bambang Riyanto, kelima mahasiswa itu adalah Nopa Aris, Fatimah Azzahra, Nurul Aulia, Jundi Jundulloh, dan Ade Irma. Inovasi ini merupakan gagasan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yang berjudul “Sota Inovasi Bisnis Daging Nabati Super Berbasis Texturized Vegetable Waste Protein”.
“Inovasi ini bermula dari latar belakang keluarga saya yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin tahu, jadi saya berpikir bagaimana caranya meningkatkan nilai hasil samping industri pengolahan tahu yakni ampas tahu,” jelas Nopa, Ketua Tim Sota ini, dikutip dari keterangan resmi IPB, Kamis, 11 Juli 2019.
Pengolahan Sota atau daging nabati super ini melewati beberapa proses yang dimulai dengan pengumpulan bahan dasar seperti limbah ampas nabati (tahu), tepung, air, dan rempah-rempah.
Tahap pertama yakni ampas tahu dikukus selama 15 menit yang selanjutnya ditiriskan dan didinginkan selama 3-4 jam pada suhu 25 derajat Celcius. Usai didinginkan, ampas tahu diberi ragi tempe untuk berikutnya diinkubasi dan difermentasikan selama 5-6 jam.
“Texturized vegetable waste protein adalah pengubahan protein dari limbah ampas tahu menjadi produk berserat mirip daging, sehingga daging nabati Sota ini bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang diet protein hewani atau vegetarian,” tutur Nopa.
Daging nabati Sota terdiri atas tiga varian rasa yakni Sota chicken berwarna merah, Sota beef berwarna hijau, dan Sota heritage spices special all variant berwarna emas. Masing-masing dijual dengan harga Rp20 ribu per 300 gram dalam satu kemasan. Pemasaran produk Sota ini pun sudah luas, mulai dari penjualan secara langsung hingga promosi melalui sosial media seperti instagram melalui akunnya @akuanutrindo.
“Harapan dari adanya produk ini, para pengrajin tahu di Indonesia bisa lebih sejahtera karena hasil olahannya bisa dimanfaatkan. Selain itu, produk ini juga dapat menjadi inspirasi masyarakat bahwa sumber protein di Indonesia itu banyak, bahkan ampas tahu yang sering dibuang pun bisa diolah dan bermanfaat,” tutup Nopa.