Ternyata Ini Biang Lubang Raksasa di Sukabumi
- tvOne/ Rizki Gustana.
VIVA – Lubang raksasa muncul di Sukabumi, Jawa Barat menghebohkan warga sekitar. Tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah terjun ke lokasi di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, untuk meneliti fenomena tersebut.
Dari pengamatan awal, penyebab terjadinya lubang besar itu hampir sama dengan kejadian terbentuknya lubang besar pada September 2018. Seperti diketahui, lokasi lubang kali ini memang tidak jauh dari lokasi terdahulu. Namun, diameter dan lebarnya lebih besar dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Setelah meneliti ke lokasi pada Minggu 28 April 2019, tim Badan Geologi mendapatkan beberapa kesimpulan, lubang tersebut terkait dengan bekas sungai purba yang berhulu di Gunung Pangrango.
Kesimpulan pertama, lokasi lubang raksasa ada di kaki Gunung Pangrango dengan tanah yang runtuh hasil dari pelapukan materi letusan khas gunung berapi.
"Jadi ini bukan amblesan yang membentuk dolina seperti umum dijumpai di kawasan berkapur (karst)" jelas tim Badan Geologi dalam keterangannya dikutip Senin 29 April 2019.
Kesimpulan kedua, lokasi lubang raksasa memberi kesan dulunya adalah lembah yang pernah dialiri sungai. Namun kemudian tertutup oleh material letusan Gunung Pangrango terutama awan panasnya.
Tim Badan Geologi menuturkan, kesimpulan lainnya dari munculnya lubang raksasa itu yakni meski tertutupi materi letusan gunung berapi namun tampak gejala aliran air masih bisa menembus melewati endapan awan panas yang menutupi sungai yang tertimbun.
"Aliran air dengan volume dan debit tertentu itu yang diduga menyebabkan titik tertentu pada lapisan tanah di atasnya, jadi goyah hingga ambles," ujar tim Badan Geologi.
Pegiat kebencanaan, Ma'rufin Sudibyo menjelaskan, secara sederhana penyebab munculnya lubang raksasa di Sukabumi adalah adanya sungai tua atau purba yang tertutupi endapan awan panas letusan Gunung Pangrango pada masa silam.
"Kemudian sungai ini teraliri air kembali, membentuk semacam aliran bawah tanah namun belum menjadi sungai lagi," ujar Ma'rufin kepada VIVA.