NASA Minta Tolong Elon Musk Usir Asteroid Pengancam Bumi
- www.pixabay.com/TBIT
VIVA – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, meminta pendiri perusahaan antariksa SpaceX, Elon Musk, untuk membantu misi mereka dalam menyelamatkan Bumi dari serangan batuan luar angkasa yang mengerikan.
Saat ini, NASA sedang mengerjakan skema proyek Double Asteroid Redirection Test (DART). Skema ini bertujuan mengarahkan asteroid, supaya tidak mengancam penduduk Bumi.
Dilansir dari laman Mirror, Selasa 16 April 2019, proyek ini memungkinkan NASA untuk dapat mengarahkan benda-benda luar angkasa ke lintasan baru. Ketika berhasil, maka teknik ini bisa menyelamatkan jutaan atau bahkan miliaran nyawa. Sebab, asteroid berpotensi menabrak Bumi, karena memiliki lintasan yang sama.
SpaceX dan NASA akan bekerja sama dalam menguji ‘wahana penabrak’ guna mendorong asteroid ke arah berbeda. SpaceX akan meluncurkan wahana DART ke luar angkasa pada Juni 2021, menumpang di atas roket Falcon 9 milik SpaceX.
"NASA telah memilih SpaceX di Hawthorne, California, untuk menyediakan layanan peluncuran dalam misi DART. Tahap pertama adalah bagaimana DART mampu membelokkan asteroid, dengan menabrak pesawat ruang angkasa dengan kecepatan tinggi. Teknik ini dikenal sebagai penabrak kinetik," tulis NASA.
Total biaya peluncuran DART adalah sekitar US$69 juta, termasuk layanan peluncuran dan biaya terkait misi lainnya. Alat ini diketahui bergantung pada energi tenaga surya dan akan mencegat asteroid Didymos pada Oktober 2022. Pada saat itu, jarak batu antariksa tersebut hanya 11 juta kilometer dari Bumi.
Seorang ilmuwan planet di John Hopkins University, Nancy Chabot mengatakan, definisi pertahanan planet adalah mengenai Tata Surya saat ini dan apa yang akan dilakukan di masa sekarang. Melakukan hal ini tidak sama seperti film Armageddon, yang mana menyelamatkan Bumi saat detik-detik terakhir.
"Ini adalah sesuatu yang akan Anda lakukan lima, 10, 15, hingga 20 tahun sebelum asteroid menyenggol Bumi dengan lembut. Sehingga, asteroid hanya berlayar dengan gembira di jalannya dan tidak berdampak pada Bumi," ujarnya. (asp)