Mengenal Kumbang Star Wars di Sulawesi, Bersayap tapi Tak Bisa Terbang
- Dokumen Alexander Riedel
VIVA – Pekan lalu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan peneliti Jerman mengumumkan 103 spesies baru kumbang yang ditemukan di Sulawesi. Dari ratusan spesies itu merupakan keluarga kumbang jenis Trigonopterus. Dari ratusan spesies tersebut, ada yang menarik yakni kumbang Star Wars yang dinamai Trigonopterus yoda.
Peneliti LIPI, Raden Pramesa Narakusumo mengungkapkan, nama unik tersebut diambil dari karakter dalam film Star Wars, yakni Yoda. Pramesa menuturkan, menamai 103 jenis spesies supaya berbeda satu sama lain dalam satu genus yang sangat hiperdiversitas bukanlah hal yang mudah.
Dia mengatakan, penamaan spesies baru biasanya didasarkan pada morfologi unik, maupun lokalitas serta nama orang atau karakter unik.
"Jadi penamaan nama spesies dengan 'yoda' karena warna kumbang di bawah mikroskop mengkilap kehijauan dan mirip dengan kami pikir mirip dengan karakter Yoda di di film Star Wars," jelas Pramesa kepada VIVA, Senin malam 11 Maret 2019.
Selain itu, ujarnya, alasan lain memakai nama karakter Star Wars supaya unik dan membuat orang awan tertarik dengan sains yang menyenangkan.
Kumbang keluarga Trigonopterus masuk ke dalam famili Curculionidae atau kumbang moncong atau dalam bahasa Inggrisnya yakni weevil. Secara lebih spesifik, kumbang jenis ini diklasifikasikan ke dalam subfamili Cryptorhynchinae. Pramesa menuturkan, distribusi kumbang ini ada di Indonesia, Filipina, Papua New Guinea, Australia sampai ke Samoa.
Soal keistimewaan Kumbang Star Wars, Pramesa mengatakan, kumbang Trigonopterus merupakan kumbang moncong yang tidak dapat terbang. Sayap kerasnya (elytra) menutup. Kendati demikian keanekaragamannya sangatlah tinggi (hiperdiversitas).
Dia mengatakan, sebelum publikasi di Sulawesi ini sebelumnya telah dideskripsikan juga 101 jenis baru di Papua, 89 jenis baru di Sumatra, Jawa, Bali dan Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Flores). (ali)