Mengenal Teknologi Okhotnik, Drone Siluman Rusia
- The Duran
VIVA – Pesawat serang siluman tanpa awak atau Unmanned Combat Air Vehicle (UCAV) terbaru Rusia bernama Okhotnik (Hunter / Pemburu), berhasil menjalani uji penerbangan di Fasilitas Novosibirsk Aircraft Production Association (NAPO), Novosibirsk, Siberia.
Mengutip situs The Drive, Jumat, 25 Januari 2019, drone yang menyerupai RQ-170 milik Amerika Serikat ini terlihat cukup mengesankan dan berukuran besar dengan roda pendarat yang kuat dan terlihat mirip dengan yang digunakan pada desain jet tempur Rusia modern.
Dijelaskan pula bahwa kontrak pengembangan Okhotnik ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Rusia dan Sukhoi pada 2011.
Mengenai spesifikasi, Okhotnik memiliki desain sayap terbang, yang mengingatkan kita kepada pembom siluman B-2 Spirit. Namun, untuk spesifikasinya sebagai UAV, Okhotnik juga mirip dengan Tian Ying milik China, selain RQ-170.
Konfigurasi ini juga mirip dengan Northrop Grumman X-47B dan Boeing X-45C Phantom Ray, serta desain UCAV internasional lainnya.
Analis militer Rusia, Dmitry Safonov mengatakan, sebenarnya ukuran pesawat tanpa awak yang sedang dikembangkan Rusia ini akan sebesar jet tempur. Namun bedanya adalah bahwa drone itu akan dikendalikan oleh operator yang duduk di depan monitor komputer di pangkalan militer.
Drone Okhotnik menampilkan teknologi siluman dan desain sayap terbang, namun tidak memiliki ekor, serta memiliki berat take-off 20 ton. Pesawat serang tak berawak ini juga memiliki mesin jet dan mampu mengembangkan kecepatan sekitar 1.000 km / jam.
“Mengingat perkembangan teknologi modern dan penerapan algoritma kecerdasan buatan pertama untuk perangkat militer, jadi bisa diasumsikan bahwa teknologi komputer yang digunakan pada Okhotnik akan memiliki fungsi pengambilan keputusan secara mandiri dalam menghancurkan target-target individu," ungkap Safonov.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa pengintai jarak menengah / penyerang akan mulai resmi beroperasi penuh untuk mendukung mobilitas pasukan pada 2019.
Selain Okhotnik, Rusia sedang mengembangkan beberapa jenis serangan drone. Hal ini adalah versi penyerang dari Forpost medium reconnaissance drone, Orion medium-altitude long-endurance UAV, Altair reconnaissance and strike drone, dengan berat hingga 5 ton.