Gel Sengat Lebah Buatan UGM, Potensial Sembuhkan Luka Operasi Gigi
- Instagram/@lifeisabee
VIVA – Lebah sudah jamak dimanfaatkan madunya yang memiliki beragam khasiat bagi kesehatan. Namun siapa sangka sengat lebah juga punya manfaat bagi dunia kesehatan. Bee venom atau racun yang dikeluarkan lebah saat menyengat ternyata bisa dijadikan sebagai obat.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menelitinya dan membuktikan sengat lebah bisa dipakai untuk sembuhkan luka operasi gigi.
”Dalam sengat lebah mengandung berbagai macam protein dan terbanyak adalah melittin yang berfungsi sebagai anti inflamasi dan mempercepat regenerasi sel,” kata mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Swastiana Eka Yunita, dikutip dari laman UGM, Senin 23 Juli 2018.
Swasti menyampaikan, pengobatan alternatif menggunakan sengat lebah dalam terapinya saat ini marak dilakukan. Hanya saja, terapi dilakukan dengan menyengatkan langsung lebah ke tubuh dan cara ini menyebabkan lebah mati.
Metode tersebut, kata dia, menjadikan kadar racun lebah yang masuk ke tubuh tidak bisa dikontrol dengan pasti. Hal itu, mendorong Swasti bersama dengan teman sefakultasnya, Urfa Tabtila dan Muhammad Abil Pratama dari Fakultas Peternakan UGM, mengembangkan sengat lebah menjadi gel. Dengan dibuat dalam bentul gel, maka sengat lebah menjadi lebih ramah bagi tubuh dan tidak menyebabkan kematian lebah.
Dengan arahan pembimbing Juni Handajani, ketiga mahasiswa itu mulai menciptakan formula gel sengat lebah ini. Gel ini lebih lanjut mereka gunakan sebagai obat yang dioleskan pada luka di mukosa mulut pasca operasi gusi.
Seperti diketahui, operasi gusi merupakan perawatan yang banyak dilakukan untuk mengembalikan gusi yang sudah terkena penyakit parah. Prevalensi penyakit gusi ini cukup tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 96,58 persen.
“Gel ini diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka pasca operasi gusi,” ujar Swasti.
Setrum Lebah
Gel bee venom ini dibuat dari serbuk bee venom yang didatangkan langsung dari Swedia. Serbuk ini didapatkan dari spesies lebah Apis mellifera yang merupakan lebah paling jinak dan juga produktif sehingga cocok untuk digunakan pada penelitian.
Bee venom dikumpulkan menggunakan alat otomatis yang bekerja dengan cara menyetrum lebah selama beberapa detik. Melalui cara tersebut bisa mendapatkan sengat tanpa membunuh lebah.
“Metode ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan langsung menyengatkan lebah pada tubuh sehingga lebah akan mati apabila sengatnya lepas,” jelas Abil.
Urfa menuturkan, penelitian yang dilakukan mereka masih dalam tahapan uji secara in vivo pada tikus. Oleh sebab itu, ke depan masih dibutuhkan serangkaian penelitian hingga menjalani uji klinis sampai menjadi obat paten yang dapat dimanfaatkan masyarakat. (ren)