ARB: Inovasi Teknologi Karya Anak Bangsa Dongkrak Investor

Aburizal Bakrie (tengah) di Malaysia
Sumber :
  • www.bakrie.ac.id

VIVA – Keberhasilan Gojek yang dipimpin oleh anak Indonesia, yang baru saja menerima Bakrie Award 2017, dianggap patut menjadi perhatian bagi universitas dalam pengembangan kurikulum dan bekal pendidikan kepada mahasiswanya.

“Kampus tidak hanya ada untuk meraih titel atau gelar. Namun juga untuk menghasilkan inovasi, yaitu harus melompat jauh ke depan, artinya yang bersifat ‘long term vision’, dengan dampak mengubah kehidupan manusia yang lebih baik. Kalau kita dapat mencapainya, kita seharusnya akan menjadi bangga karena kita memberikan kontribusi, dalam pembaharuan di bidang teknologi di antaranya biologi, neurotika, artificial intelligence, dan lain-lain,” kata Aburizal Bakrie atau ARB dalam pidato ilmiahnya di depan lebih dari 250 peserta yang hadir di Hotel EDC Malaysia atas undangan Universiti Utara Malaysia (UUM), Oktober lalu, dikutip dari website Universitas Bakrie, Jumat 12 Januari 2018.

Dalam pandangan ARB, Gojek berhasil menggabungkan antara bisnis dan keadilan sosial. Startup tersebut sudah mempekerjakan lebih dari 250 ribu pegawai, sedangkan Kelompok Usaha Bakrie yang sudah berdiri lebih dari setengah abad, 75 tahun, hanya memiliki 60 ribu pegawai. 

“Ini artinya penggunaan teknologi bisa memperkaya rakyat kita,” ujarnya.

Negara-negara maju di Asia, seperti China, Korea Selatan, dan Jepang sudah memanfaatkan teknologi terbaru, dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik di bidang bisnis, e-commerce, transportasi massal, kesehatan dan lainnya. Hasilnya negara tersebut mampu mengubah perilaku hidup.

“Sesungguhnya Malaysia dan Indonesia sudah mulai bangkit, contohnya karya anak bangsa seperti Gojek, Grab, dan Tokopedia yang sudah menarik investor tingkat dunia, serta semua usaha tersebut tidak memerlukan dana yang besar,” ujarnya.

Pada pidato ilmiahnya, ARB juga menegaskan SDM yang unggul, adalah kunci dari keberhasilan sebuah bangsa. ARB juga mengharapkan agar kerja sama yang telah terjalin antara Universitas Bakrie (UB) dengan Universiti Utara Malaysia (UUM).

Ke depan kerja sama itu tidak hanya mendatangkan manfaat yang luas bagi kedua universitas, tapi juga bagi hubungan kedua negara tersebut.

Suatu kerja sama yang baik, menurut ARB, harus menghasilkan apa yang disebut dengan Transformation of Humanity. Perubahan dan peradaban umat manusia, sebagai tujuan jangka panjang.

“Bangsa-bangsa di Asia seperti Malaysia akan berdiri digaris terdepan mendorong tapal batas kemajuan ilmu meningkatkan hidup dan kehidupan manusia,” ujarnya.

Hubungan antara UB dan UUM ini sudah terjalin sejak 2015. Kemudian pada 11 Maret 2016, terjadi penandatanganan MoU antara UB dan UUM yang mencakup pengajaran dan penelitian di antaranya pertukaran mahasiswa, staf dan pengajar, riset bersama dan program pascasarjana serta internasional.

“Perguruan tinggi harus semakin bersandar pada mutu. Kata kuncinya adalah ‘the willingness to strive’, saya yakin dalam satu generasi ke depan Indonesia dan Malaysia bisa menjadi contoh bagi negara-negara berkembang,” kata ARB.