Gerakan Nasional 1.000 Start Up di 2020 Mulai Menggeliat
- VIVA/Yudha
VIVA.co.id – Gerakan Nasional 1000 Start Up Digital yang sudah memasuki tahap ketiga, yakni tahap Hackathon, kembali menantang 53 tim yang tersisa untuk membuat prototipe dari produk yang ingin mereka ciptakan.
Gerakan yang digagas organisasi KIBAR ini, merupakan sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia pada tahun 2020, dengan mencetak 1.000 start up yang akan menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Saat memberi sambutan dalam acara pembukaan di kantor Kementerian Kominfo, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku bangga pada antusias para anak muda, yang ikut dalam ajang kompetisi berskala nasional dan internasional ini.
Dirinya menyebut, pemerintah bahkan sudah membuat sebuah road map, agar start up sebagai salah satu bagian dari bisnis e-commerce bisa ikut terakomodir dalam aspek pembinaan dan regulasi oleh pihak Kementerian Kominfo.
"Saya bangga banyak anak muda yang mulai menggeluti Hackathon ini. Dan Pemerintah RI pun sudah menyiapkan road map untuk perkembangan bisnis di sektor e-commerce," kata Rudiantara di kantornya, Jakarta, Sabtu 8 Oktober 2016.
Rudiantara menyebut, gerakan 1.000 start up ini merupakan upaya dari pihak pemerintah bersama para praktisi di bidang teknoligi informasi (TI), untuk beradaptasi dengan dunia teknologi digital di era modern ini.
"Intinya digitalisasi. Negara akan maju jika kita bisa tanggap terhadap dinamika digitalisasi itu sendiri," ujarnya.
Ia menyebut, road map ini akan mengakomodir beberapa isu besar dalan dunia TI, seperti pengembangan SDM terutama bagi anak-anak muda.
"Kemudian masalah funding. Start up itu pendanaannya gimana. Memang banyak macam-macam jenis start up, dan pemerintah sedang menyiapkan alokasi untuk support program ini," kata Rudiantara.
Dalam upaya mendukung pengembangan 1000 start up sampai tahun 2020, Rudiantara mengatakan jika saat ini pemerintah sedang merancang program pemerataan broadband di seluruh indonesia, sekaligus pengembangan aspek cyber security.
Oleh karenanya, Ia berharap gerakan ini akan melahirkan start up-start up yang bermanfaat bagi publik, dan bisa bertahan ke depannya sebagai pemecah masalah di berbagai bidang melalui sektor teknologi digital.
"Nanti dari 1000 itu setelah 5 tahun, paling yang bisa menjadi Unicorn-nya mungkin hanya sekitar 40-50 start up yang jadi the best-nya. Tapi artinya, bukan berarti yang failed juga tidak memberi nilai tambah sama sekali," kata Rudiantara.
"Saya yakin pasti dari 1000 start up ini akan ada yang tumbuh dan berkembang, dari orang-orang yang ada di ruangan ini. Selamat ber-hacksprint, jayalah Indonesia," tegasnya.