Cara Lazada Tingkatkan Pengguna e-Commerce di Indonesia

Lazada ingin memberi kemudahan bagi konsumennya.
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Situs e-Commerce Lazada memutuskan untuk mengubah tampilan pada aplikasi mobile. Penggunaan antarmuka (user interface) pada aplikasi itu disederhanakan dengan harapan lebih banyak pengguna yang akan mengakses.

Sepertinya ini merupakan salah satu di antara banyak cara yang dilakukan situs e-Commerce itu untuk meningkatkan jumlah pengguna e-Commerce di Indonesia. Sebelumnya mereka juga menggelar beberapa inisiatif seperti membebaskan konsumen dari ongkos kirim, memungkinkan pilihan bayar di tempat (cash on delivery/CoD) untuk lebih banyak produk, dan membuat berbelanja online melalui smartphone lebih mudah dengan tampilan antarmuka yang baru.

"Pada dasarnya, hal ini memungkinkan masyarakat Indonesia, yang tidak memiliki koneksi internet broadband, untuk tetap dapat melakukan transaksi online. Misi Lazada adalah untuk memberikan akses terhadap beragam pilihan produk untuk semua konsumen belanja online di Indonesia," ujar Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, di Jakarta, Rabu, 14 September 2016.

Inisiatif lainnya adalah menggelar Super Brands Week, yang menghadirkan diskon produk sekaligus sebagai ajang edukasi yang bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap belanja online di Indonesia. Florian memastikan jika produk yang diterima konsumen adalah asli dan tidak akan mengecewakan.

Beberapa merek yang dimaksud sangat beragam, mulai dari gadget, fashion, kosmetik, sampai kebutuhan anak. Tercatat ada lebih dari 150 merek ternama akan ikut memeriahkan Super Brands Week ini.

"Merek-merek ini membuka toko mereka di website Lazada untuk memudahkan konsumen berbelanja. Tampilan website yang baru juga merefleksikan usaha Lazada untuk menyederhanakan pengalaman berbelanja online dengan menghadirkan tab khusus yaitu ‘Shop Brands’," papar Florian. 

Diketahui, saat ini hanya 18 juta masyarakat Indonesia yang pernah melakukan belanja online. Sementara jumlah pengguna internet di tahun 2015 sudah mencapai 88 juta. eMarketer memperkirakan, e-commerce Indonesia hanya memiliki kontribusi kurang dari 2,2 persen dari total transaksi ritel di 2016. Walaupun angka ini meningkat 1,4 persen dari tahun sebelumnya namun masih kalah dengan China dan Inggris yang penetrasi e-commerce-nya masing-masing 19,6 persen dan 15,7 persen. 

Menurut penelitian terbaru dari Google dan Temasek, Indonesia diproyeksikan akan memberikan kontribusi sebesar 52 persen dari pasar e-commerce Asia Tenggara pada 2025, dengan nilai sebesar US$46 miliar. Sayangnya angka itu masih sangat jauh dari yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia, yang ingin mencapai target nilai pasar sebesar US$130 miliar pada 2020.