Gojek Krisis Keuangan
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – Chief Executive Officer (CEO) Gojek, Nadiem Makarim mengatakan, perusahaanya kini sedang mencari dana dari investor. Nadiem mengakui yang lebih banyak dari investor akibat penerapan tarif murah yang berasal dari subsidi perusahaan. Bos Gojek itu mengakui, perusahaan yang ia pimpin sedang krisis keuangan akibat terus mensubsidi tarif.
Nadiem mengatakan, perusahaanya tidak akan bisa terus melanjutkan skema tarif bersubdidi tersebut tanpa dukungan investor. "Karena Anda akan berakhir (tamat) saat Anda kehabisan uang," kata Nadiem kepada Reuters, Senin, 2 Mei 2016.
Jebolan Harvard Business School, Amerika Serikat ini mengatakan, suntikan investor baru akan menjadi solusi pelik yang dialami tersebut. Untungnya, Nadiem mengatakan sejauh ini sudah ada beberapa investor yang berminat menyuntikkan dananya ke Gojek.
Menurut dia, beberapa modal ventura dan perusahaan ekuitas swasta telah menyatakan ketertarikannya untuk menyuntikkan dananya. Para calon investor itu mengatakan tertarik dengan potensi dan pasar yang dimiliki Gojek.
Tumbuhnya layanan transportasi berbasis pemesanan online kini makin berkembang di kota besar di Indonesia. Namun perusahaan yang begerak dalam bisnis ini mendapat ujian. Salah satunya yakni penolakan dari pengelola dan pelaku transportasi konvensional. Bahkan pada saat demo sopir taksi di Jakarta bulan lalu, mereka menuntut pemblokiran aplikasi Gojek, Uber dan lainnya.
Online, Ini Kominfo
Kepada Reuters, Nadiem mengaku tidak pusing dengan demonstrasi penolakan dan munculnya aturan baru transportasi online yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan belum lama ini. Bagi dia, aturan dan demo penolakan itu bukan sebuah masalah yang besar.
"Bagi saya, salah satu tantangan terbesar yaitu membangun sesuatu untuk bisa besar. Ini adalah bagian teknologi yang saya pikir adalah yang paling sulit, ini yang saya pikirkan setiap malam.”
(mus)