Ini Cara Zuckerberg Cuci Otak Insinyur Facebook
Selasa, 18 Maret 2014 - 11:16 WIB
Sumber :
- officesnapshots.com
VIVAnews -
Jangan pernah membayangkan bersikap formal dan kaku saat mengunjungi markas Facebook di di Palo Alto, California, Amerika Serikat. "Kampus Facebook" itu dirancang sedemikian rupa dengan suasana yang sangat cair.
Bangunan gedung pada area seluas 57 hektare itu dibuat bersahabat, jalanan penghubung antargedung yang bersih, rindang, dan terdapat cafe taman yang cantik di pinggirnya. Seolah menyampaikan pesan, bahwa untuk bekerja tak usah terlalu serius. Santai tapi produktif dan tetap kreatif.
Sama halnya dengan suasana di luar. Dalam me-
mentoring
insinyur, pendiri Facebook Mark Zuckerberg menerapkan cara yang santai di ruangan yang santai juga.
Baca Juga :
Ruangan itu dikenal nama gedung Hacker Square. Namanya terdengar sangar, namun sejatinya embel-embel Hacker hanya merupakan wujud prinsip-prinsip Zuckerberg dalam menjalani pekerjaan.
Gedung ini berdinding kaca dengan sudut menghadap pelataran luas. Di dalam terdapat lingkaran longgar dari stainless steel, kursi hitam, dan terpasang layar TV datar.
Pada tiga jendela kaca ditempel imbauan dalam font merah tebal 'jangan memotret hewan'. Mungkin maksudnya jangan mengganggu para insinyur yang tengah digodok di dalamnya.
Di ruangan ini, Zuckerberg mencetak insinyur-insinyur hebatnya.
Hacker Square
Cuci otak ala Zuckerberg
Andrew Bosworth, insinyur peranti lunak Facebook yang telah bekerja di Facebook lebih dari empat tahun, membeberkan suasana dalam ruangan 'Woking with Zuck' di Facebook.
"Jangan berpikir bekerja dengan Zuckerberg, Anda tidak dapat memberi
feedback
. Di sini, Anda bebas berkreasi," kata dia.
Menurutnya, selama bekerja dengan Zuckerberg, pendiri Facebook itu malah mengharapkan adanya bertukar gagasan bahkan debat.
Bosworth mengatakan, Zuckerberg juga tak sentimen dengan hal yang pernah ia dengar. Pria jebolan Harvard University itu bisa menghabiskan waktu satu tahun untuk membangun sesuatu, dan bisa langsung membuangnya segera, demi sesuatu yang lebih baik.
"Saya pikir itu menjadi salah satu keunggulan strategis terbesar kami selama saya berkarya di sini," ujarnya.
Dia juga mengatakan, Zuckerberg tidak takut untuk meninggalkan sesuatu yang sudah dibangunnya sejak lama.
"Dia dikenal selalu mengajarkan dalam mempresentasikan produk, menggunakan cara yang kontektual, menghindari pendekatan yang abstrak. Dia juga senantiasa mendorong para insinyur untuk mengeksplorasi melebihi apa yang diyakini," tutur Bosworth.
"Kami mungkin tidak mampu memberikan apa yang ia minta, tapi kami sering mengejutkan diri kami sendiri dan memberikan hal yang lebih dari yang dia dan kami pikirkan," katanya.