Travel Influencer Kasih Tips Liburan di Desa Wisata, Riset Dulu

Subak di Desa wisata Jatiluwih di Tabanan, Bali.
Sumber :
  • VIVA/Maha Liarosh

Jakarta, VIVA – Minat wisatawan ke Indonesia tak terlepas dari keindahan alam dan keragaman budaya daerah yang otentik. Tak heran, Pemerintah terus gencar mengembangkan potensi desa wisata sebagai destinasi unggulan Indonesia.

Menurut data Jejaring Desa Wisata (JADESTA) hingga 21 Oktober 2024 tercatat ada sebanyak 6.026 desa wisata yang tersebar di berbagai provinsi, dengan mayoritas merupakan desa wisata rintisan.

Pegiat desa wisata dan travel influencer Nandi membagikan sejumlah tips kepada para wisatawan untuk mendapatkan pengalaman yang menarik di desa wisata, terutama saat masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

“Pengalaman liburan itu akan bisa didapatkan bila kita menentukan apa target (goals) dari datang ke desa tersebut,” katanya di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.

Ia menuturkan riset menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan arah dan tujuan pergi ke desa wisata.

Melalui riset, wisatawan dapat menentukan aktivitas yang ingin dilakukan di sana serta mengefisiensi waktu berkunjung ke beberapa destinasi wisata.

Wisatawan juga dapat menentukan musim yang tepat untuk berkunjung, lokasi untuk tinggal, berapa harga yang perlu dibayar serta mengetahui lingkungan dan fasilitas apa saja yang ditawarkan.

Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan tujuan dari kedatangan ke desa wisata tersebut.

Wisatawan dapat menggunakan portal JADESTA yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), untuk menentukan desa mana yang ingin dituju.

“Di sana (JADESTA), ada beberapa kategori desa wisata. Di sana juga ada kontak pengelola desa wisata, nanti kita bisa tanya homestay-nya dimana, biasanya, desa wisata yang sudah kategori maju mandiri itu memiliki homestay yang tersertifikasi dan pasti nyaman, enak, dan setidaknya, seperti di rumah,” ungkap Nandi.

Ia mencontohkan bagi wisatawan yang ingin melihat lampion dapat pergi ke Dieng Culture Festival di Wonosobo, Jawa Tengah, pada Agustus atau pergi ke tempat tinggal Suku Baduy di Banten bila ingin merasakan pengalaman jauh dari media elektronik.

Nandi mengatakan untuk mendapatkan pengalaman yang menarik, wisatawan tidak boleh abai terhadap kondisi cuaca.

Ia menyarankan apabila cuaca sedang hujan, wisatawan perlu menjauhi destinasi di gunung karena curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan pendaki tersapu air di jalur pendakian.

"Saya menyarankan bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata untuk banyak berinteraksi dengan warga lokal. Tujuannya supaya mendapatkan informasi yang lebih banyak soal daya tarik di desa, serta mempermudah wisatawan mendapatkan pertolongan saat membutuhkan sesuatu," tutur dia.