'Budgeting' agar Kantong Enggak Bolong

Ilustrasi 'budgeting' atau membuat anggaran.
Sumber :
  • pexels.com

Jakarta, VIVA – Perencana keuangan Rista Zwestika Reni mengajak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM mengulik bagaimana cara menyusun dan mengelola strategi perencanaan keuangan, baik untuk bisnis maupun keluarga.

"Kita dapat melihat pergerakan uang bisnis, lalu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, selanjutnya kita dapat menentukan target penjualan dan keuntungan, serta membuat keputusan bisnis yang lebih tepat," kata dia.

Namun, lanjut Rista, sebelum merencanakan keuangan bisnis, harus dipisahkan antara keuangan untuk bisnis dengan pribadi.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan secara rinci bagaimana langkah-langkah dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan bisnis, cara memisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, hingga cara membuat anggaran.

Budgeting (membuat anggaran) agar arus kas bulanan tidak minus dan untuk melihat seberapa besar dana yang dialokasikan untuk menabung dan berinvestasi,” jelas dia.

Apa yang disampaikan Rista adalah bagian dari edukasi untuk UMKM di Bali yang diselenggarakan Kredit Pintar.

Platform fintech lending ini sedang fokus memberikan edukasi dan literasi keuangan yang menyasar tidak hanya masyarakat umum, namun juga para pelaku UMKM dan generasi muda.

Sementara itu, Direktur Bisnis dan Operasi Kredit Pintar, Kokko Cattaka, mengaku ingin memperluas dan membuka basis ekonomi baru di daerah-daerah.

Dengan adanya akses keuangan masyarakat yang lebih luas, bertanggung jawab, dan produktif maka diharapkan dapat mendukung meningkatnya kesejahteraan dan memperkuat pembangunan ekonomi.

Sepanjang Januari hingga November 2024, Kredit Pintar telah membukukan penyaluran pinjaman hingga lebih dari Rp6,5 triliun.

Sementara itu, sejak berdiri pada 2017, total akumulasi pinjaman yang telah disalurkan oleh Kredit Pintar mencapai Rp48,5 triliun.

"Presentase penyaluran pinjaman Kredit Pintar di Bali sejak bulan Januari hingga November 2024 sebesar Rp151 miliar. Angka ini menjadikan Bali sebagai wilayah dengan penyaluran pinjaman terbesar ke-9 di Indonesia. Saya juga melihat UMKM punya peranan sangat penting dalam perekonomian lokal di Bali, selain pariwisata," tutur Kokko.