Berharap Implementasi AI Bisa Lebih Luas
- Pixabay
VIVA Tekno – Dalam era di mana teknologi terus berkembang pesat, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi paling mengubah permainan. Menurut IDC, Asia Pasifik berada di garis depan revolusi AI.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa belanja AI di negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik akan meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun, dari US$9,8 miliar pada 2023 menjadi US$18,6 miliar di 2026.
Asal tahu saja, AI punya potensi untuk merevolusi berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis. Di Indonesia, para pemimpin bisnis juga mulai menyadari pentingnya teknologi tersebut.
Survei terbaru dari Executive Global Network Indonesia, sebuah jaringan keanggotaan eksekutif berbasis peer group, menunjukkan bahwa teknologi AI merupakan tren yang sangat signifikan untuk diantisipasi pada 2024.
Dalam kerja sama ini, Feedloop AI akan berperan sebagai industri mitra bagi Telkom University dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Manfaat yang akan diterima keduanya, yaitu penyediaan beasiswa, kesempatan magang, pelaksanaan seminar dan pelatihan, serta partisipasi tenaga ahli dari Feedloop AI untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan penelitian di Telkom University, guna meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian.
"Harapannya agar kolaborasi ini tidak hanya saling memberikan benefit bagi kedua institusi, namun lebih luas bagi bangsa ini," ungkap Rektor Telkom University, Adiwijaya.
Sementara Direktur Utama Feedloop AI, Muhammad Ajie Santika, melihat jika generative AI semakin mendapat perhatian luas. Ia pun ingin implementasi AI bisa lebih luas, bahkan seluruh Indonesia.
"Kolaborasi ini menjadi langkah awal bagi kami, sekaligus contoh bagi universitas-universitas lain untuk segera fokus pada pengembangan AI," tutur Ajie.