Malaysia Jadi Batu Loncatan
- Pixabay
VIVA Tekno – Bisnis komputasi awan (cloud computing) kini telah menjadi tren utama dalam bidang teknologi informasi di Indonesia.
Perkembangannya dalam dua tahun terakhir diproyeksikan oleh International Data Corporation (IDC) mengalami kenaikan sebesar US$186 juta (Rp2,7 triliun).
Menurut Boston Consulting Group (BCG), Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan pasar komputasi awan publik tercepat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan CAGR (compound annual growth rate) dari US$200 juta (Rp2,9 triliun) pada 2018 menjadi US$800 juta (Rp12 triliun) di 2023.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital juga diperkuat dengan jumlah populasi Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa. "Ini yang terbesar di Asia Tenggara dan juga potensi besar bagi industri data center (pusat data) di Indonesia," kata Direktur Utama PT Data Sinergitama Jaya Tbk Kresna Adiprawira di Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023.
Perusahaan penyedia layanan komputasi awan (cloud computing) yang beken dikenal Elitery ini optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi digital yang pesat di Tanah Air.
Bukan itu saja. Kresna mengaku terus memacu bisnisnya dengan melebarkan sayap ke pasar di Asia Tenggara, yakni dengan membuka anak usaha baru di Malaysia.
Perusahaan yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Januari 2023 itu memiliki alasan Malaysia sebagai batu loncatan dalam perjalanan ekspansi ke pasar ASEAN.
Pertama, ELIT – nama emitennya – melihat perusahaan-perusahaan besar sudah menjadikan Malaysia sebagai pusat (hub) dari Asia Tenggara.
Posisi hub ASEAN pun dinilai sudah bergeser ke Malaysia dan bukan lagi Singapura. Pemain cloud besar seperti AWS dan Google sudah membuka pusat layanan di Malaysia.
Kedua, selain menjadi pusat ekonomi baru di ASEAN, kesamaan budaya dan bahasa antara Indonesia dan Malaysia juga lebih memudahkan Elitery dalam mengembangkan pasar di Negeri Jiran tersebut.
"Kami melihat ini sebagai suatu indikator bagi kami membuka hub untuk ASEAN. Sebab, pasar Asia Tenggara sangat menarik. Ke depannya, industri TI di Indonesia akan semakin berkembang pesat. Ditambah posisi Indonesia yang diuntungkan dengan kondisi demografis yang merupakan pasar yang luar biasa bagi industri ini," jelas Kresna.