2 'Kepribadian' Kecerdasan Buatan

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Sumber :
  • Science HowStuffWorks

VIVA Tekno – Dunia pemasaran atau marketing kini sudah memasuki era baru dan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan mengubah industri tersebut. Sejatinya, tidak ada produk bisnis yang buruk, namun semua bergantung kepada cara pemasarannya.

Mengutip situs Forbes, beberapa strategi yang akan digunakan untuk menunjang performa marketing adalah AI dan otomatisasi (seperti chatbot dan automated email campaign), contextual advertising dan teknologi seperti visual search, augmented reality (AR), serta virtual reality (VR).

Hal ini senada dengan pernyataan Kepala Eksekutif ToffeeDev Ryan Kristo Muljono, mengenai prediksi tren marketing pada tahun ini. “Teknologi AI memicu banyak perdebatan mengenai sisi baik dan buruknya," kata dia di Jakarta, Sabtu, 18 Maret 2023.

Meski kehadiran kecerdasan buatan dianggap mengancam beberapa sektor bisnis karena bisa menggantikan peran manusia, tapi sisi lain, banyak kelebihannya yang akan mempermudah bisnis.

"Salah satunya proses pengambilan dan pengolahan data," jelasnya. Sebelum melakukan promosi, kata Ryan, setiap bisnis harus memiliki fondasi yang baik terlebih dahulu.

Kemudian, penting juga untuk terus bereksperimen dan melakukan percobaan terhadap produknya yang akan dijual. "Tapi, kebanyakan orang memulai strategi marketing dari cara yang kurang tepat,” ungkap Ryan.

Dalam kesempatan ini pula ia menjelaskan kerangka kerja performa marketing dari 'Digital Marketing Activation', yaitu program yang dapat membantu praktisi marketing atau perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak klien hingga sepuluh kali lipat dengan bujet efisien.

Teknik pemasaran yang akan dilakukan mencakup paid advertising, organic traffic, dan social media communication. Senada, Kepala Eksekutif Doxa Digital Viktor Iwan, yang menyebut bahwa proses pelanggan dalam mencari hingga menentukan pilihan produk cukup berliku.

Menurutnya, untuk bisa unggul di pasaran, pemilik bisnis harus mengerti cara untuk memenangkan model 'The Messy Middle'.

"Ini sebuah model yang dapat memetakan pengambilan keputusan oleh pengguna. Dalam hal ini, secara spesifik dalam bidang pembelian produk. Nah, model 'The Messy Middle' memiliki beberapa tahapan," tuturnya.

Tahapan tersebut mulai dari trigger, exposure, exploration dan evaluation, serta experience sebelum konsumen melakukan pembelian.

Oleh karena itu, penting bagi pebisnis untuk menguasai big data dan machine learning untuk dapat memahami dan memenangkan pelanggan.

"Segala sesuatu dalam bidang digital marketing itu berhubungan dengan tren. Behavior model (machine learning) itu sangat penting untuk dikuasai," tegas Viktor.

Satu lagi, lanjut dia, yaitu brand awareness di pasaran juga merupakan poin penting untuk dapat memperkuat positioning di pasaran.

Dengan memiliki brand awareness yang kuat maka terdapat kesempatan untuk menjadi pilihan pelanggan dibandingkan kompetitor.

Sebagai informasi, Dewaweb dan ToffeeDev bersama Goodworks akan menggelar SEOCon Jakarta 2023 pada 24-25 Mei mendatang di The Kasablanka Hall, Jakarta Selatan.