Memperkecil Gap Lewat Kolaborasi
- Erpinnews
VIVA Tekno – Industri keuangan digital atau financial technology (fintech) Indonesia terus berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pengembangan juga terjadi di berbagai bentuk layanan. Mulai dari sistem pembayaran digital, e-money, e-wallet, hingga perdagangan aset kripto.
Indonesia Fintech Society (IFSOC) memaparkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air meningkat dengan gap yang mengecil, yakni 36 persen, kendati masih menimbulkan kerentanan.
Lalu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022, indeks literasi keuangan meningkat menjadi 49,6 persen dari sebelumnya 38 persen di 2019.
Kemudian, indeks inklusi keuangan 2022 meningkat menjadi 85,1 persen dibanding pada 2019 yang hanya 76,1 persen. Hal ini yang menyebabkan gap semakin kecil, yaitu 36 persen. Nah, salah satu cara memperpendek gap adalah kolaborasi dengan bank digital.
Hal ini dilakukan oleh perusahaan rintisan yang bergerak di bisnis keuangan digital (startup fintech), PT Info Tekno Siaga, yang mencatatkan kinerja positif berkat strategi penurunan bunga dengan memperhatikan kualitas pengguna dan variasi produk.
Lalu, mampu menjaga target penyaluran dana hingga menjajaki langkah kolaborasi dengan sejumlah bank digital.
"Kolaborasi bersama bank digital jadi kunci pertumbuhan agar dapat terus mengakselerasi inklusi keuangan melalui teknologi sains ke masyarakat," kata Direktur PT Info Tekno Siaga Achmad Indrawan, dalam keterangan resminya, Senin, 16 Januari 2023.
Ia melanjutkan jika startup fintech lokal itu masih akan terus memperluas kerja sama dengan beberapa bank digital maupun bank nasional yang tujuannya menyalurkan dana secara komprehensif.
"Dengan strategi dan langkah yang sudah kami canangkan di awal tahun ini dan kerja sama yang sudah terjalin dengan bank digital, kami meyakini dapat terus memperluas jangkauan pendanaan hingga ke pelosok negeri," tutur Achmad.
Soal kinerja, PT Info Tekno Siaga mencatatkan kinerja positif di sepanjang 2022 seiring dengan pertumbuhan pembayaran yang mencapai 14 persen dibandingkan pada 2021.
Tercatat, pembayaran tahun lalu telah disalurkan ke lebih dari 1,6 juta transaksi peminjaman (debitur) di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai informasi, startup fintech yang dikenal bernama Adapundi itu resmi mendapat izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Juni 2021.
Hingga sekarang, mereka telah menyalurkan lebih dari 3,4 juta layanan pinjaman. Dan kini, pihaknya menyediakan pilihan pinjaman dari Rp300 ribu hingga Rp30 juta dengan tempo pelunasan mulai dari 1 hingga 12 bulan.