Startup Proptech Lokal Ini Sudah Lewati Tahap Krusial

Bisnis startup.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tekno – Sejumlah perusahaan rintisan atau startup di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan krisis ekonomi global.

Belum lama ini, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk melakukan perampingan terhadap 1.300 karyawan dan ratusan karyawan Ruangguru juga kena dampak PHK.

Sebelumnya, Ajaib, Shopee, Binar Academy, Grab Kitchen, juga melakukan langkah serupa. Menurut sejumlah pakar, badai PHK startup belum mencapai puncaknya dan diprediksi akan terjadi pada satu sampai dua tahun ke depan.

Co-founder Alterstay Jan Kurniawan mengakui jika dunia saat ini sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

"Tapi, situasi itu sedikit mempengaruhi Indonesia karena banyak middle class yang naik kelas. Kami meyakini sektor pariwisata dan hospitality akan naik," kata dia, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 2 Desember 2022.

Perusahaan rintisan yang bergerak di bisnis teknologi properti (startup proptech) ini mengklaim, pasar akomodasi alternatif merupakan pasar yang berkembang setelah pandemi Covid-19 dan masih berpeluang akan naik.

Ia pun mengungkapkan strategi dan langkah Alterstay agar bisa bertahan di tengah badai PHK startup dan ancaman resesi global. "Strateginya adalah dengan terus beradaptasi, meminimalisir kesalahan, harus making progress, dan membuka diri," ungkap Jan.

Startup Proptech Alterstay.

Photo :
  • Dok. Alterstay

Selain itu, ada dua langkah utama yang telah dilakukan Alterstay agar bisa terus tumbuh dan dilirik investor baru. "Dua langkah utamanya yaitu ikut program inkubator seperti Startup Studio Indonesia (SSI) dan pendekatan dengan investor. Langkah lainnya yakni performa," jelas dia.

Program Startup Studio Indonsia (SSI) yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membantu banyak startup mencapai product-market fit (PMF). Hal ini diakui Jan Kurniawan, yang startupnya menjadi finalis program SSS batch 5.

Product-market fit merupakan tahap yang paling krusial dalam proses membesarkan startup. PMF menggambarkan berbagai upaya startup untuk menyempurnakan produk dan model bisnisnya agar dapat meningkatkan kecocokan terhadap kebutuhan pasar dan retensi pengguna.

Pada banyak kasus, banyak startup gagal karena tidak berhasil menemukan PMF. Jan juga mengakui awalnya tidak memahami apa itu PMF. Namun, setelah masuk Program SSI, pemahamannya terhadap PMF semakin mengerucut.

"Jadi, product-market fit adalah ketika kita mencapai titik di mana retention kita memiliki trajectory yang positif seiring dengan growth kita. Misalnya, tahun ini kita growth masif, tapi growth itu juga tidak cukup kalau tidak dibarengi dengan retention dan pertumbuhan yang konsisten," tegas dia.