Kemasan Kartu Perdana dan Cangkang SIM Card 'Disulap' jadi Smartphone Holder hingga Pavement Blocks

Pavement blocks hasil daur ulang.
Sumber :
  • Telkomsel

VIVA Tekno – Di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, Indonesia masih terus dihadapi oleh permasalahan lingkungan yang mengancam kehidupan di masa depan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total sampah plastik Indonesia mencapai 11,6 juta ton, atau sampah plastik menyumbang sebesar 17 persen dari total sampah nasional yang mencapai 68,5 juta ton pada 2021.

Hal ini menjadi perhatian Telkomsel menggandeng platform PlusTik untuk fokus pada isu pengelolaan sampah (waste management).

Caranya, mendaur ulang hasil limbah kartu perdana berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM (SIM card) menjadi produk baru non-sekali pakai (new non single use product).

Produk tersebut di antaranya smartphone holder dan pavement blocks yang sudah didaur ulang oleh PlusTik. Smartphone holder hasil daur ulang akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk smartphone yang mereka display.

Kemudian, untuk pavement blocks yang dihasilkan akan digunakan oleh Telkomsel sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunan fasilitas gedung baru di masa mendatang.

Sampah plastik kartu perdana bekas pakai dan cangkang SIM card.

Photo :
  • Telkomsel

"Salah satu isu yang menjadi perhatian kami adalah permasalahan atas dampak pengelolaan sampah plastik. Dengan menggandeng PlusTik, maka kami sudah mengambil langkah terdepan untuk menghadirkan solusi atas persoalan limbah plastik di Indonesia," kata Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono, dalam jumpa pers virtual, Kamis, 20 Oktober 2022.

Informasi saja, PlusTik merupakan startup yang mempunyai tujuan untuk mengurangi sampah plastik rendah nilai tanpa dipilah dari tempat pembuangan akhir (TPA) dan menggunakan sampah plastik rendah nilai tersebut untuk dijadikan barang baru yang tidak sekali pakai.

"Kami sekarang beroperasi di TPA Galuga Bogor, Jawa Barat dan mengambil sampah plastik rendah nilai hingga 5 ton per hari," jelas Pendiri dan Kepala Eksekutif PlusTik Reza Hasfinanda.

Ia juga memaparkan jika Telkomsel berupaya menghadirkan solusi untuk setiap limbah plastik yang dihasilkan dari kartu perdana bekas pakai, baik kemasan maupun cangkang SIM card dari Telkomsel dan seluruh provider yang ada di mitra outlet reseller Telkomsel akan didaur ulang menjadi new non single use product.

"Mereka (Telkomsel) terlebih dahulu akan mengumpulkan dan mendata jumlah sampah plastik dari limbah kartu perdana bekas pakai maupun yang berhasil dikumpulkan pada setiap periode tertentu," tutur Reza.