Kominfo Tekankan Pentingnya Digitalisasi UMKM
VIVA Tekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku terus membantu kemajuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menuju digitalisasi dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus berjanji bahwa mereka akan fokus mendigitalisasi UMKM di Indonesia.
"Pemerintah itu fokus ke pembinaan UMKM, dan target tahun ini kita 30 ribu yang sekarang lebih padu, dan sejak tahun 2017, ada gerakan UMKM go digital. Waktu itu targetnya 1,8 juta UMKM didorong untuk jualan di channel digital,” kata I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kominfo, dalam acara Mekari Conference 2022 di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2022.
Selain itu, ia juga menekankan betapa pentingnya digelar sejumlah pelatihan digital atau digital upskilling bagi seluruh para pelaku UMKM.
“Tahun 2020, kita dorong mereka aktif berjualan di platform digital. Tahun 2022, kita reposition. Kita ajari mereka cara memanfaatkan teknologi digital mulai dari yang sederhana. Pakai QR, lalu ke pemantauan penjualan, sampai ke yang paling advance, yaitu pakai AR/VR,” jelasnya.
Meskipun begitu, Nyoman tidak menutup mata bahwa yang tidak kalah penting juga adalah menumbuhkan terlebih dahulu kesadaran para pelaku UMKM untuk melakukan digitalisasi.
"Dampaknya pasti besar sekali. Tapi masalah di UMKM itu kan sangat kompleks. Kalau saya boleh sampaikan yang jadi prioritas kita selain digital upskilling adalah menumbuhkan kesadaran mereka,” paparnya.
Ia menyampaikan tantangan digitalisasi UMKM juga cukup banyak di lapangan. Misalnya, mereka yang memang masih memilih untuk menggunakan cara-cara yang konvensional ketimbang cara-cara yang menggunakan pendekatan digital.
"Nyatanya, di lapangan banyak yang susah diajak untuk go digital. Contoh, ada orang omzetnya ratusan juta Rupiah, tapi tetap enggak mau terima pembayaran selain tunai,” tegas Nyoman.
Bicara jumlah, ia memprediksi jumlah UMKM yang susah untuk diyakinkan bergeser menggunakan solusi digital mencapai sekitar 15 persen dari 64 juta UMKM yang ada di Indonesia.
Masalah yang dihadapi bukan hanya digitalisasi atau pun modal, tapi juga menyangkut kesiapan sumber daya.
“Contohnya begini. Begitu jualan di marketplace tiba-tiba order melonjak. Kalau enggak bisa manage dengan baik, ya, hilang tuh semua orderan. Harusnya kan enggak begitu,” kata Nyoman.
Kendati demikian, ia memprediksi ke depannya tren digitalisasi akan semakin menguat. Mulai dari yang paling sederhana seperti metode pembayaran nontunai hingga ke tahap lanjutan, yaitu penggunaan teknologi seperti Virtual Reality (VR) untuk memvisualisasikan produk UMKM.