Startup Vidy Mulai Lirik Pasar NFT
- Istimewa
VIVA – Teknologi Blockchain pada jaringan komputer, memunculkan tren non-fungible token atau NFT yang dapat disandingkan dengan aset digital baru.
Keunggulan NFT dibanding dengan aset-aset lain adalah pada nilainya yang cenderung stabil. NFT merupakan aset digital, baik itu berupa barang yang memiliki wujud nyata maupun tidak berwujud yang memiliki keunikan.
Saat ini NFT sedang menjadi tren di segala kalangan, mulai dari pemula hingga profesional. Hal itu dimanfaatkan oleh startup Vidy, untuk mengembangkan sayap dengan membidik pasar NFT.
Melalui token VidyX yang berbasis jaringan TRON, mereka membuka peluang bagi komunitas seni, mode, dan musik tradisional untuk berkembang lebih besar.
VidyX dan VidyCoin merupakan token dari proyek Vidy, yang didirikan oleh Patrick Colangelo dan menyediakan platform yang menghasilkan aset digital dari aktivitas pengguna di internet. Baru-baru ini, iklan mereka tayang di videotron Nasdaq Tower Times Square, New York.
“Banyak perusahaan teknologi besar hidup dengan data Anda, tetapi mereka tidak memberi Anda imbalan apa pun. Tidak ada hadiah, kompensasi, atau penghargaan sekalipun. Di sinilah Vidy berperan,” kata pendiri dan CEO Vidy, Matthew Lim melalui keterangan resmi, dikutip Kamis 2 Juni 2022.
Menurut Matthew, kehadiran metaverse dan model digital akan membuat orang dapat hidup di dunia virtual paralel. Di sini, mereka dapat memiliki identitas digital dan membeli barang yang tidak hanya berbentuk file digital, tetapi juga merupakan aset unik di tanah virtual, mirip dengan properti fisik.
“Kami akan menciptakan platform terbaik, yang akan mendorong dunia NFT dengan memungkinkan partisipasi tanpa batas dari komunitas mode, seni, dan musik tradisional,” tuturnya.
Di ekosistem Vidy, pengguna dapat menempatkan iklan video ke dalam kata kunci di halaman. Setiap kali pengguna menonton video tersebut, ia mendapatkan reward berupa VidyX yang bisa ditukarkan dengan kupon atau voucher, yang kemudian dapat digunakan untuk penukaran di toko fisik.
“Seluruh proses gamifikasi ini secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan konversi pengguna, menyalurkan pengguna online menjadi pengguna offline atau pengguna offline menjadi pengguna online,” ungkapnya.