Konsumen Harus Mau Capek kalau Ingin Belanja Online Aman
- Dok. Istimewa
VIVA – Badan Perlindungan Konsumen Nasional atau BPKN meminta masyarakat agar teliti saat belanja di toko dalam jaringan (online). "Sekarang sudah banyak berubah. Dulu datang ke toko, kini, cara berbelanja, membeli, dan transaksinya beda. Semuanya online," kata Ketua Komisi Advokasi BPKN, Rolas Sitinjak, Jumat, 27 Agustus 2021.
Menurutnya, saat ini pilihan platform belanja online begitu banyak, ia pun mengimbau masyarakat untuk selalu mencari informasi tentang platform belanja atau toko online tersebut tersebut. "Sebelum transaksi di e-commerce, pastikan perusahaannya benar," jelas dia.
Cara ini sebaiknya dilakukan terutama ketika masyarakat baru pernah mendengar platform belanja tersebut. Untuk mencari tahu tentang perusahaan tersebut, manfaatkan mesin pencari dan perhatikan tinjauan dari konsumen.
Rolas juga ingin memastikan kebenaran perusahaan penyelenggara belanja online ini agar masyarakat tidak terperdaya pelaku kejahatan yang menyamar sebagai penjual. Jika ulasan konsumen tentang tempat belanja tersebut kebanyakan tidak bagus, sebaiknya tidak usah berbelanja di toko tersebut.
Legalitas pelaku usaha, dalam hal ini platform atau toko belanja online, akan memberikan kepastian ketika menggunakan produk atau jasa, apalagi dalam berbelanja online, konsumen mengandalkan rasa percaya karena tidak langsung melihat produk.
Keabsahan pelaku usaha juga penting ketika terjadi masalah dalam transaksi. Setelah memastikan keaslian toko, BPKN juga meminta masyarakat mencermati produk yang akan dibeli dan membaca penjelasan produk serta kebijakan tentang ongkos kirim, garansi dan bagaimana jika terjadi masalah saat berbelanja online.
Ketika produk yang sampai tidak sesuai dengan pesanan, misalnya, konsumen tahu ke mana bisa mengajukan keluhan. Selain meminta konsumen teliti sebelum berbelanja online, lembaga tersebut juga mengimbau penyedia perdagangan dalam jaringan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan konsumen.
"Aman dan nyaman menggunakan layanan dan hak konsumen benar-benar terpenuhi," ungkap Rolas. Meskipun belanja online terlihat mudah, pada faktanya, menurut data BPKN, baru sekitar 20 persen dari total penduduk Indonesia yang paham teknologi. Masih ada sekitar 160 juta penduduk yang belum paham menggunakan teknologi.
Untuk itu, Rolas juga meminta platform dagang online supaya terus memberikan edukasi kepada konsumen tentang belanja online dan transaksi digital. Pada kesempatan yang sama, Head of Campaigns and Growth Marketing ShopeePay, Cindy Candiawan, mengakui jika saat ini tingkat pemanfaatan layanan pembayaran digital begitu tinggi.
"Ini tentunya menjadi semangat kami untuk terus berinovasi menghadirkan layanan dan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna," jelas dia. Layanan dompet digital ShopeePay berkomitmen mendorong akses digitalisasi keuangan bagi pelaku bisnis dan konsumen di seluruh Indonesia.
Salah satunya mengumumkan terselenggaranya kampanye tahunan ikonik, 9.9 Super ShopeePay Deals. Berlangsung pada 28 Agustus hingga 12 September 2021, kampanye 9.9 Super ShopeePay Deals menghadirkan sederet promo menarik yang menguntungkan.
Kampanye 9.9 Super ShopeePay Deals tahun ini hadir sebagai tanggapan dari semakin tingginya penggunaan dompet digital dalam memenuhi kebutuhan harian, di mana para pengguna 2 kali lebih sering menggunakan ShopeePay untuk bertransaksi. Mayoritas pengguna ShopeePay merupakan anak muda berusia 21-25 tahun dan barang yang paling banyak dibeli adalah dari kategori kuliner dan produk kebutuhan harian.