Grab Dukung Para Driver Lewat Sembako hingga Pinjaman Modal
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Salah satu dampak langsung yang dirasakan ketika pandemi COVID-19 adalah menurunnya daya beli masyarakat. Dengan menurunnya aktivitas, produktivitas, dan mobilitas masyarakat, otomatis daya beli ikut turun pun tidak terhindarkan.
Dalam usaha mempertahankan kemampuan ekonomi masyarakat, startup ride-hailing Grab menggandeng sejumlah mitra bisnis menggulirkan program yang bertujuan mempertahankan daya beli para driver atau mitra pengemudi. Program ini mencakup antisipasi di bidang kesehatan, dukungan sembako, dan vaksinasi COVID-19.
Selain itu, Grab juga menyediakan dukungan modal berupa pinjaman mikro. Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa program ini bertujuan membantu mitra pengemudi yang terdampak pandemi COVID-19. “Setidaknya dapat mengurangi beban pikiran mereka,” kata dia, Jumat, 20 Agustus 2021.
Pengembalian atau reimbursement biaya tes antigen dan PCR bertujuan agar mitra pengemudi tidak takut atau terkendala melakukan tes yang sangat penting bagi penanganan selanjutnya.
Data tes tersebut juga bermanfaat bagi agregasi data nasional. Dengan kejelasan status kesehatan, mitra pengemudi Grab dapat melakukan aktivitas dengan tenang dan menjadi lebih produktif. Grab menginvestasikan dana sebesar Rp25 miliar untuk program yang diberi nama ATASI (Antisipasi-Tangkal-Vaksinasi).
Mitra pengemudi Grab yang sudah menerima bantuan paket sembako sebanyak 27 ribu orang. Grab tidak sendirian. Mitra bisnis rival Gojek itu, seperti Accenture, Emtek, Ovo, Microsoft dan Indosat Ooredoo, juga telah memberikan kontribusi yang totalnya mencapai Rp11 miliar untuk program ini.
Soal pinjaman mikro untuk mitra pengemudi, Grab juga menggandeng Julo, startup fintech penyedia kredit digital berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saat ini, pinjaman mikro sudah diluncurkan secara bertahap dan diharapkan bisa diperluas ke lebih dari 100 ribu mitra pengemudi dan pengantaran di Indonesia pada akhir 2021.
"Pinjaman tunai ini untuk membantu mereka (driver ojol) dalam memenuhi kebutuhannya berdasarkan pilihan mereka sendiri, seperti biaya sehari-hari, perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, pendidikan, renovasi, dan keadaan darurat," ungkap Ridzki.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Indonesia Eugenia Mardanugraha menyebut program yang digulirkan Grab tersebut merupakan bentuk konkret terhadap penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Mekanisme penyaluran bantuan melalui aplikasi mitra dan jaringan retail yang menjangkau masyarakat terpencil harus menjadi contoh bagi elemen masyarakat lainnya yang hendak memberikan subsidi.
"Kesehatan adalah hal utama untuk driver ojol, karena mereka terus menerus berada di jalan. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah menghambat kegiatan mereka. Di lain pihak, ojol jadi andalan masyarakat yang menjalankan PPKM. Karena itu, driver ojol harus terjamin kesehatannya sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19 melalui mereka," jelas Eugenia.