Ini Modal Pelaku UMKM untuk Bisa Bertahan di Tengah Pandemi
- Pixabay
VIVA – Wabah pandemi yang melanda sejak 2020, telah menyebabkan penurunan omzet pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM, seiring turunnya daya beli masyarakat.
Pada tahun lalu, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB nasional mengalami penurunan sebesar 23 persen year on year, yakni dari 60,3 persen menjadi 37,3 persen. Tahun ini, angkanya diproyeksikan akan kembali turun sekitar 4 persen.
Salah satu kunci untuk meningkatkannya, adalah mengenalkan para pelaku UMKM ke dunia digital. Pembatasan aktivitas dan mobilitas di masa pandemi, dilihat bisa memberikan peluang bagi sektor UMKM ataupun startup untuk memasarkan jasa dan produknya secara daring.
Presiden Direktur merangkap Chief Executive Officer PT Link Net Tbk, Marlo Budiman mengatakan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk terus mendukung UMKM agar bisa bertahan dan berkembang. Caranya, yakni dengan menggelar Pasar Shop and Share Awesome Knowledge – Things and Inspiration atau SAKTI.
Program ini bertujuan mendorong pengembangan bisnis sekaligus mendukung upaya pemerintah untuk memulihkan perekonomian Indonesia, salah satunya UMKM sebagai salah satu sektor paling terdampak oleh pandemi COVID-19.
“Pergeseran pola konsumsi barang dan jasa dari offline ke online akibat pandemi, jadi peluang dan momentum tepat digitalisasi UMKM melalui sinergi dan kolaborasi guna mendukung pengembangan sektor potensial ini,” ujarnya saat acara webinar, dikutip Kamis 22 Juli 2021.
Acara yang akan digelar setiap hari mulai 26 Juli hingga 1 Agustus pada 09.00 – 17.00 WIB ini, juga dapat dimanfaatkan oleh para job hunters dan perusahaan untuk saling terhubung pada Pasar Tenaga Kerja.
Mereka juga bisa mendapatkan beragam pengetahuan dan wawasan di Pasar Ilmu (webinar) yang akan diisi mulai dari mega seminar, talkshow dan small seminar hingga workshop and classes.
“Berbekal skill dan kompetensi, setidaknya kemampuan dasar akan sangat membantu para pelaku bisnis usaha kecil dan menengah, startup bahkan profesional untuk bisa menghadapi berbagai perubahan dan tantangan,” tutur Direktur PT Infra Solusi Indonesia sekaligus Chief Human Capital Officer Link Net, Yosafat Hutagalung.