Startup Pendidikan Gelar Kampanye Unik
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Perusahaan rintisan teknologi pendidikan (startup edutech) Zenius telah menggelar kampanye unik yang mengajak masyarakat untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan mendasar pada bidang matematika, logika verbal, dan bahasa Inggris.
Kampanye tidak biasa ini dilakukan dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan di media seperti videotron, papan belakang truk, hingga gelas jus. Pesan utama kampanye #MulaiDariManaAja ini adalah mempelajari keterampilan fundamental dapat dimulai dari mana saja, terlepas dari perbedaan tingkatan pendidikan dan latar belakang orang.
Dalam pesan kampanye itu disertakan kode QR (Quick Response) yang mengarah ke situs https://mulaidarimanaaja.com/. "Sebagai lembaga edukasi di ranah digital, kami ingin pelajar dan masyarakat Indonesia tidak hanya mengejar prestasi di sekolah," kata Kepala Eksekutif Zenius Rohan Monga, Jumat, 2 Juli 2021.
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi.
Selain itu, sebanyak 70 persen dari anak-anak Indonesia juga berada di bawah level kompetensi minimum dalam membaca, 71 persen dalam matematika, dan 60 persen dalam sains.
"Kami percaya ketika seseorang telah memiliki kemampuan fundamental yang baik, mereka akan bisa menangkap informasi dengan lebih cepat dan mampu berpikir secara kritis dan rasional, yang pada akhirnya dapat membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," tutur Rohan.
Sejak 14 Juni 2021, 'eksperimen sosial’ oleh Zenius ini menghasilkan lebih dari 100 ribu suara atau jawaban partisipan yang tersebar mulai dari Sumatera hingga Sulawesi.
Dari total jawaban tersebut, ditemukan bahwa sebanyak 73 persen (73.893) menjawab benar dan 27 persen (27.817) masih memberikan jawaban yang salah pada puluhan pertanyaan yang bersifat fundamental di situs https://mulaidarimanaaja.com/.
Hal ini menunjukkan learning gap merupakan masalah nyata yang ada di masyarakat, dan hal tersebut harus diperbaiki. Melihat fakta ini, Zenius pun menutup ‘eksperimen sosial' dengan meluncurkan fitur terbaru bernama ZenCore.
Fitur ini berisikan dua bagian utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan dari 3 cabang konsentrasi utama seperti logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris, yang bisa disesuaikan dengan tingkatan pemahaman masing-masing individu.
Satu lagi, CoreInsight, tempat yang menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, big history yang dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna. Fitur ini pun sudah bisa diakses secara gratis di aplikasi Zenius.
"Fitur ZenCore diciptakan dengan konsep gamifikasi yang melibatkan skema peringkat dan penilaian (rank and score)," paparnya. Hal ini dilakukan agar pengguna merasa penasaran untuk terus memacu diri mendapatkan skor terbaik, dan terpacu untuk berkompetisi ala push rank dengan teman-teman atau pun para pengguna lain.