Jika Merger, Valuasi Gojek dan Tokopedia Nempel SpaceX Elon Musk
- Find The Prophets
VIVA – Gojek dan Tokopedia tinggal menunggu waktu untuk merger. Jika jadi melebur maka keduanya akan bernilai US$18 miliar atau Rp262 triliun serta menawarkan layanan belanja online, layanan kurir, ojek online, pengiriman makanan, dan layanan lainnya di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Di mata Peneliti Research Institute of Socio-Economic Development (RISED), Tegar Rismanuar, merger Gojek dan Tokopedia tidak akan memonopoli pasar karena struktur pasarnya adalah oligopoli atau memiliki pesaing lain.
"Yang jelas, merger ini akan meningkatkan valuasi mereka dan juga peluang mendapat dana lebih besar dari pasar saham di Indonesia. Mereka kan juga niat melantai di bursa Amerika," kata dia kepada VIVA Tekno, Sabtu, 10 April 2021.
Tegar melanjutkan, tujuan dari merger ini juga meningkatkan peluang hingga mampu ekspansi ke ranah yang lebih luas. Evaluasinya pun ditaksir mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp572 triliun. Nilai ini, ungkapnya, hampir menyusul valuasi raksasa teknologi SpaceX milik Elon Musk.
Sebagai informasi, SpaceX telah mengumpulkan US$2,1 miliar (Rp30,7 triliun) dalam putaran baru pendanaan ekuitas pada Agustus 2020, sehingga membuat valuasinya mencapai US$44 miliar (Rp643 triliun). "Kemungkinan hasil merger ini akan semakin membuat ketat persaingan. Imbasnya terhadap konsumen juga semakin baik," tutur dia.
Tegar memaparkan kalau merger Gojek dan Tokopedia akan menambah lalu lintas ekonomi digital, sekaligus tonggak sejarah baru pasar saham Indonesia karena belum ada unicorn yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, Tegar mengingatkan jika pemerintah perlu memberi aturan terkait transparansi data, baik keuangan maupun industri, perlindungan konsumen, serta peluang lapangan kerja.
Tutupi informasi
Soal aturan atau regulasi, pemerintah didorong membuat aturan baru unicorn yang melantai di bursa, atau pengaturan untuk regulasi lama diasumsikan sama antara unicorn dengan perusahaan terbuka lainnya.
Pada kesempatan terpisah, Gojek dan Tokopedia masih menutup rapat mengenai merger. "Sayangnya belum ada yang bisa kami sampaikan. Jika ada aksi korporasi kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," ujar Vice President Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak.
Senada, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, memahami bahwa ada banyak diskusi yang beredar terkait isu ini. Namun demikian, ia mengaku tidak dapat berkomentar apapun saat ini.
"Kalau ada informasi yang dapat disampaikan terkait aksi perusahaan ini maka kami akan memberitahu teman-teman media dan para pemangku kepentingan sesegera mungkin," jelas dia. Sekadar informasi, investor umum di Gojek dan Tokopedia termasuk Temasek Holdings, Sequoia Capital, dan Google.
Kesepakatan ini bisa mengubah lanskap pasar e-commerce Indonesia yang pertumbuhannya semakin cepat akibat pandemi COVID-19, di mana memicu permintaan pengiriman makanan dan pembayaran elektronik.