Jejak Startup Lokal hingga ke New York

Pendiri dan Kepala Eksekutif Erigo, Muhammad Sadad.
Sumber :
  • Viva.co.id/Bimo Aria

VIVA – Perusahaan rintisan lokal yang bergerak di industri fesyen anak muda (startup clothing), Erigo, menjadi sorotan setelah iklannya terpampang di billboard Times Square, jantung kota yang enggak pernah sepi dari hiruk pikuk warga New York, Amerika Serikat (AS).

Hadirnya iklan Erigo di tengah Times Square juga menjadi awal dan penanda bahwa merek fesyen Indonesia itu akan hadir dan memperluas pasarnya di negeri Paman Sam. Dalam mempersiapkan Lebaran tahun ini, Erigo hadir dengan kampanye terbaru yang dilakukan di kota New York.

"Ini bukan pencapaian akhir, melainkan titik awal perjalanan kami untuk terus berkembang dan memperluas bisnis Erigo. Ini sebuah kebanggaan bisa menampilkan brand Indonesia tapi masih banyak mimpi-mimpi untuk membawa Erigo dikenal hingga negara-negara lain dan menunjukkan produk Indonesia punya potensi besar," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Erigo, Muhammad Sadad, Minggu, 28 Maret 2021.

Pencapaian ini tidak diraih secara instan. Sadad memulai perjalanan yang penuh lika-liku sejak 2011 dari studio kamar salah satu apartemen di Depok, Jawa Barat. Ia belum punya karyawan tetap atau tim. Dua tahun kemudian, Erigo lahir dan menjadi entitas brand bisnis.

Awalnya, Erigo mengusung konsep bertema batik dan ikat, tapi beralih ke fesyen kasual yang bertahan hingga saat ini. Berbagai upaya Erigo lakukan untuk terus memperluas jangkauan pasar. Mulai dari meluncurkan online webstore bersamaan dengan peluncuran Erigo pada 2013.

Namun, pada saat itu, penjualan offline memang masih lebih besar dibandingkan online. "Saya memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis ini. Karena, Erigo sebagai brand yang masih berumur 2 bulan mulai ikut berpartisipasi pada acara-acara offline. Salah satunya JakCloth," paparnya.

Sadad selalu ikut andil dan turun langsung dalam mengembangkan Erigo. Ia terus berpromosi di acara-acara offline, dan akhirnya melebarkan sayap ke pemasaran online dengan bergabung ke dalam platform e-commerce Shopee pada 2017.

"Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Jangan takut untuk memulai dan bermimpi. Semuanya akan dimulai jika kita sudah mulai melakukan sesuatu," ujar dia.

Sadad mengakui jika pandemi COVID-19 turut berdampak kepada bisnis Erigo. Pada awal pandemi, mereka terpaksa mengurangi karyawan, tapi tak lama setelah itu pesanan banyak datang dari konsumen online, sehingga mereka harus menambah karyawan lebih banyak.

Kini, setelah mereka membuka enam authorized store di Tangerang, Banjarmasin, Malang, Palembang, Yogyakarta, dan Kendari secara online di Shopee. Erigo lalu bergabung dengan program ekspor Shopee pada 2020 dan produknya pun sudah bisa dibeli di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.

"Sudah berjalan selama hampir satu tahun, kami melihat respons positif dan tingkat pesanan yang memuaskan dari konsumen luar negeri yang mayoritas berasal dari Singapura dan Malaysia. Dua produk kami, Chino Pants dan Coach Jacket, jadi favorit mereka," jelas Sadad.