E-Commerce Tumbuh Pesat tapi Ada Sayangnya
- Entrepreneur
VIVA – Perkembangan e-commerce di Tanah Air sangat pesat dua hingga tiga tahun belakangan ini. Tapi sayangnya bahwa 90-95 persen produknya masih impor. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena sulit tumbuh bisnisnya.
Pendiri PTS.SC, Adrian Gilrandy, mengaku jika tahun ini merupakan tahun yang lebih sulit akibat pandemi COVID-19, sehingga UMKM dituntut harus berinovasi supaya bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Ia menyebut memiliki data penurunan daya beli yang menghantam para pelaku UMKM.
"Ada perlambatan ekonomi sebesar tiga persen tahun ini. Kemudian, muncul regulasi yang sebenarnya untuk menghambat penyebaran COVID-19 tapi membuat UMKM tradisional sulit bergerak," ujar dia, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 18 Desember 2020.
Menurutnya, UMKM juga memiliki tingkat digitalisasi yang rendah atau hanya 20 persen yang sudah bertransformasi ke digital. Adrian juga menjelaskan bahwa mereka tidak hanya membutuhkan edukasi tetapi juga bantuan dari sisi teknikal.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, mengatakan dampak pandemi COVID-19 semakin nyata dan sangat terasa di banyak sektor, tak terkecuali bagi pelaku UMKM.
"Kami pun memahami kesulitan yang dihadapi para pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi. Maka dari itu, kami ingin mendorong serta memfasilitasi mereka dengan berbagai produk digital kami. Salah satunya melalui kegiatan Fash Futur Festival (FFFest)," tutur dia.
PTS.SC bersama Telkomsel menggelar event bertajuk FFFest sebagai bentuk dukungan sekaligus memberdayakan UMKM lokal untuk terus produktif di tengah pandemi COVID-19.
"Kami ingin mendorong pergeseran perilaku berbelanja dari offline ke online. Kategori produk yang tersedia antara lain Men, Women, Beauty, Sport, Accessories, dan Gift & Home," jelas Denny.