Tarif Ojol Naik, Banyak yang Pro atau Kontra?
- wartaekonomi
Kenaikan tarif ojek daring direspon bervariasi oleh beberapa pelanggan, ada yang setuju dan ada pula yang menolak karena dinilai kemahalan untuk jarak jauh.
Salah seorang pelanggan ojek daring, Iswahyudi (35) dikutip dari Antara mengaku tidak keberatan dengan kenaikan tarif.
"Kenaikannya masih wajar, biasanya saya jarak dekat sekitar di bawah 3 km ongkosnya Rp9 ribu, sekarang menjadi Rp10 ribu untuk pembayaran tunai," kata Iswahyudi di sekitar mal Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat.
Menurut dia, kenaikan tarif tentunya bakal memperbaiki kehidupan mitra pengemudi. Baginya, ojek daring merupakan sarana angkutan alternatif untuk jarak dekat.
"Kalau perjalanan jarak jauh, saya memilih naik transportasi lain seperti busway atau KRL Jabodetabek," ujar Iswahyudi yang mengaku bekerja di kawasan Buncit Raya, Jakarta Selatan.
Hal senada juga dikatakan pelanggan ojek daring lainnya, Hendrizal (28). Menurut dia, meski tarif ojek daring naik, namun relatif masih lebih murah dibandingkan ojek konvensional atau ojek pangkalan.
"Misal dari mal Pejaten ke stasiun Pasar Minggu, ongkosnya Rp10 ribu tunai, kalau dapat promo bisa lebih murah. Bandingkan dengan ojek pangkalan, tidak mungkin segitu," katanya.
Bagi dia, ojek daring merupakan salah satu sarana angkutan alternatif yang sifatnya pilihan. Dengan kenaikan tarif, dirinya juga tidak terlalu terbebani.
"Bisa memilih untuk naik atau tidak ojek online, tergantung kebutuhan saja," ucapnya.
Sementara itu, pelanggan ojek daring lainnya, Restu (27) mengaku keberatan dengan kenaikan tarif ojek daring. Pasalnya, transportasi itu menjadi kebutuhan utamanya dalam beraktivitas.
"Kalau satu atau dua perjalanan dalam sehari mungkin tidak terlalu terasa karena kenaikannya memang tidak terlalu tinggi. Namun kalau dalam sehari lebih dari lima perjalanan lumayan terasa," katanya.
Dengan kenaikan tarif, ia mengaku, mempertimbangkan mencari moda transportasi lainnya, terutama untuk jarak jauh.