FastGo Mau Ekspansi ke Indonesia, Gojek Cuma Bilang Begini
- wartaekonomi
VIVA – Akhirnya angkat suara mengenai rencana ekspansi ke industri berbagi tumpangan (ride-hailing) Indonesia. Sama seperti Indonesia, perusahaan yang dipimpin Nadiem Makarim itu tak mempermasalahkan kedatangan startup asal Vietnam tersebut ke Tanah Air.
Melalui pesan singkat kepada Warta Ekonomi, Vice President Corporate Communication Gojek, Kristy Nelwan menyampaikan, perusahaannya terbuka terhadap pemain baru di pasar Indonesia.
"Kami senantiasa mendukung persaingan usaha yang dapat menciptakan industri yang sehat," imbuh Kristy dalam pesannya, Selasa (21/5/2019).
Sebab, menurut perempuan itu, kondisi industri yang sehat dapat membuka peluang pendapatan yang berkelanjutan (sustainable) untuk para mitra Gojek. Tak hanya itu, industri yang sehat juga menciptakan layanan prima bagi konsumen.
"(Dukungan terhadap terciptanya industri yang sehat dilakukan) untuk memastikan peluang pendapatan yang berkesinambungan bagi para mitra serta layanan prima bagi para konsumen," tambah Kristy.
Hal senada disampaikan oleh Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, pada pekan lalu (16/5/2019). Keberadaan pesaing baru akan baik untuk kondisi industri dan para pengguna layanan Grab.
"Kami welcome untuk pesaing (baru) karena ini baik untuk industri dan masyarakat," ujar Ridzki kepada Warta Ekonomi ketika ditemui di Universitas Indonesia.
Berdasarkan laporan KrAsia pekan lalu, Pendiri dan CEO FastGo, Nguyen Huu Tuat mengklaim tarif yang mereka tawarkan akan lebih murah dari penyedia layanan transportasi daring lainnya. Meskipun begitu, Grab Indonesia tidak takut penggunanya akan berpindah hati ke layanan FastGo.
Ridzki berkata, "Kami semua bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Sepanjang kami bisa memberikan layanan terbaik, pelanggan pun akan setia kepada kami,"
Pada Agustus 2018, FastGo menghimpun sejumlah pendanaan dari VinaCapital Ventures, tapi tak membeberkan nominalnya. Tahun ini, mereka mengumpulkan pendanaan Seri B senilai US$50 juta untuk mengembangkan ekosistem on-demand yang komprehensif, termasuk layanan pesan-antar makanan dan jasa keuangan.
Sebelumnya, FastGo sudah melebarkan sayap bisnis ke Singapura, setelah lebih dulu mengaspal ke Myanmar. Indonesia, Kamboja, Thailand, dan Filipina jadi target ekspansi FastGo berikutnya.
Didirikan pada Juni 2018, FastGo mengklaim sudah memiliki hampir 60 ribu pengemudi yang tersedia di 10 provinsi di Vietnam. Di negara asalnya, FastGo juga menyediakan layanan berbagi tumpangan menggunakan helikopter bernama FastSky.