Hadapi Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Ditantang Bikin Startup
- Dok. Istimewa
VIVA – Indosat Mega Media (IM2) menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, untuk meningkatkan literasi digital di tingkat mahasiswa dan tenaga pengajar.
Literasi digital terdiri dari tiga aktivitas, yaitu menemukan, mengevaluasi dan mengonsumsi konten digital, membuat konten digital, serta berkomunikasi atau membagikannya.
Direktur Utama dan Kepala Eksekutif IndosatM2, Hari Sukmono mengatakan, kerja sama ini meliputi dukungan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan vokasi dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur jaringan ICT (information and communication technologies).
Selain itu, kerja sama tersebut juga untuk menumbuhkan usaha rintisan atau startup milenial di kalangan mahasiswa seiring perkembangan pesat teknologi digital.
Hari mengaku keterlibatannya tidak hanya menyusun kurikulum pendidikan vokasi, tetapi mulai dari penyediaan praktisi industri sebagai pengisi materi, penyiapan tempat praktik kerja lapangan/magang, penyediaan supervisor dan tugas akhir, penyediaan laboratorium, hingga pengembangan iptek dan sains.
Melalui kerja sama ini, IndosatM2 menantang para mahasiswa untuk melahirkan startup milenial yang memberikan solusi bagi masyarakat luas. Saat ini, Indonesia memiliki empat startup unicorn, atau terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
“Kita punya keunggulan di sumber daya manusia yang sangat memungkinkan startup untuk berkembang menjadi besar. Kerja sama ini untuk memberikan semangat dan pengetahuan bagi para mahasiswa untuk memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat,” kata Hari, lewat keterangannya, Rabu, 20 Maret 2019.
Ia juga mengingatkan, belum usai revolusi industri 4.0, kini dunia industri mulai dihadapkan dengan revolusi industri 5.0, atau era masyarakat cerdas (smart society). Perguruan tinggi, Hari menuturkan, sebagai lembaga pendidikan juga harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era tersebut.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, Ahmad Mubin, menyatakan perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan harus masuk dan mulai melakukan penyesuaian ke era ini.
"Smart university tidak hanya menunjang proses belajar-mengajar, tetapi juga mendukung apa yang disebut decision support system (DSS) yang membantu seorang pimpinan membuat keputusan tepat," jelas Mubin. (ann)