Uber Terancam Diusir dari London

Ilustrasi perusahaan jaringan transportasi, Uber
Sumber :
  • REUTERS/Neil Hall

VIVA – Setelah angkat kaki dari Asia Tenggara, Uber terancam akan meninggalkan London, Inggris. Hal ini dikarenakan badan pemerintahan yang mengurus transportasi di kota itu, Transport for London (TfL), tak mengabulkan permintaan lisensi baru Uber pada September 2017 lalu.

Dalam sebuah dokumen setebal 21 halaman, TfL mempertanyakan apakah Uber merupakan perusahaan yang cocok dan layak untuk beroperasi di London. Mereka menganggap Uber memiliki beberapa kekurangan dalam hal antisipasi driver jika menemukan adanya serangan dan kejahatan lain.

Uber pun tak tinggal diam. Mereka kemudian mengajukan banding. Kendati demikian, Uber terus beroperasi di London hingga menunggu sidang yang akan digelar pada Senin, 25 Juni 2018 mendatang.

Walau begitu, tak semua pihak menginginkan Uber hengkang. Ada beberapa pengguna setianya yang masih berharap Uber tetap beroperasi di sana. Wali Kota London, Sadiq Khan, sendiri menyatakan bahwa proses di pengadilan akan berlangsung lama.

Sedangkan dari serikat GMB, Steve Garelick mengatakan, apabila banding ditolak akan ada pengajuan ke pengadilan yang lebih tinggi. Ia juga menambahkan TfL dan Uber akan mencapai kesepakatan selama proses.

Lalu Kepala Penelitian Adam Smith Institute, Sam Dumitriu mengatakan, sebenarnya ada kepentingan TfL untuk membawa perselisihan hukum dalam waktu yang lama. Ia menilai lama kelamaan izin pada Uber akan menjadi lebih longgar daripada yang ada sebelumnya.

"Saya tidak berpikir TfL akan melarang Uber. Namun semakin lama, makin banyak izin yang bisa diekstrak. Ini mengenai mendapatkan tingkat regulasi yang tepat, dan lebih banyak membawa perusahaan teknologi untuk bersabar," ujarnya, dilansir laman Wired, Minggu, 24 Juni 2018.

Di sudut lain, Vice Presiden Uber di Eropa yang baru, Pierre-Dimitri Gore-Coty mengatakan pada Mei lalu perusahaannya telah melakukan banyak hal di Inggris. Beberapa di antaranya membawa mengganti pendekatan keamanan mereka, dan perubahan dengan lebih kooperatif saat bertemu dengan pihak kepolisian.

Sekadar diketahui, beberapa kota lain juga ikut tak memperpanjang lisensi Uber. Alasan terbesarnya mengenai kebocoran data yang terjadi pada Uber 2016 silam.