Gojek Bertemu Mantan Pesaing Uber di Singapura, Jegal Grab
- Serba Gojek
VIVA – ComfortDelGro, operator taksi terbesar di Singapura, telah mengadakan pembicaraan dengan perusahaan aplikasi berbasis transportasi Gojek tentang kemitraan potensial untuk menggantikan perjanjian yang dibatalkan Uber.
Apalagi, Gojek sudah membuka kantor perwakilannya di Singapura pada tahun lalu. Dengan begitu, diperkirakan negosiasi kesepakatan kerja sama strategis ini tidak akan sulit terjadi.
ComfortDelGro merupakan mantan kompetitor Uber, dan pesaing satu-satunya Grab, di negara yang dipimpin Perdana Menteri Lee Hsien Loong itu. Uber mencapai kesepakatan besar ketika 'mengikat janji' dengan ComfortDelGro pada Desember 2017.
Akan tetapi, kerja sama itu berantakan di tengah jalan karena Uber 'resign' dari perebutan pengaruh transportasi online di Asia Tenggara pada 26 Maret kemarin.
Perusahaan aplikasi berbasis transportasi online asal Amerika Serikat ini setuju untuk menjual bisnis operasionalnya ke Grab, sekaligus pamit dari kawasan yang total penduduknya mencapai 640 juta jiwa tersebut.
Gojek sedang gencar memperluas layanannya keluar dari Indonesia. Tercatat, Thailand, Vietnam dan Filipina, menjadi target utama perusahaan milik Nadiem Makarim itu.
Akan tetapi, sumber yang dekat dengan dua perusahaan aplikasi ini mengatakan kepada TechCrunch, Selasa, 24 April 2018, bahwa Gojek 'sangat antusias' mengadakan pembicaraan tahap awal dengan ComfortDelGro sebagai celah untuk masuk ke pasar Singapura.
Ketika dikonfirmasi, keduanya mengelak untuk berkomentar. Saat ini, valuasi Gojek sekitar US$4,5 miliar dan telah mengumpulkan lebih dari US$2 miliar dari investor kakap seperti Google, Tencent, JD.com, Allianz, Astra dan Meituan Dianping.
Andaikata Gojek dan ComfortDelGro mencapai kata sepakat, maka diharapkan memunculkan kembali persaingan sehat di bisnis transportasi online di Singapura.
Terlebih, sejak Uber hengkang banyak laporan keluhan dari pengguna Grab mengenai ketidakprofesionalan mitra pengemudi perusahaan milik Anthony Tan ini. Tidak hanya Singapura tapi juga Filipina mengalami hal yang sama. (ren)