Uber Ikut Jejak Gojek Punya Layanan Kesehatan

Ilustrasi Layanan taksi berbasis aplikasi online, Uber.
Sumber :
  • Reuters/Kai Pfaffenbach

VIVA – Aplikasi transportasi online Uber kini memiliki platform baru namanya Uber Health. Platform ini resmi beroperasi pada 1 Maret 2018 di Amerika Serikat. Tujuannya mengantar pengguna dari dan ke fasilitas kesehatan seperti klinik maupun rumah sakit.

"Kami telah bermitra dengan penyedia layanan kesehatan yang nantinya akan mengatur jadwal pinjam kendaraan untuk pasien. Layanan ini sudah termasuk biaya perjalanan," kata General Manager Uber Health, Chris Weber, seperti dikutip Futurism, Jumat, 2 Maret 2018.

Sebelumnya, layanan ini sudah dijalankan Gojek sejak Oktober 2016 dengan nama Go-Med. Pada awal 2017, Gojek bersama pusat layanan kesehatan digital, Halodoc, meluncurkan aplikasi versi terbarunya Halodoc 2.0.

Kali ini, Halodoc lebih mengintegrasikan layanan contact doctor (diskusi dengan dokter) dan pharmacy delivery (pesan-antar kebutuhan medis) dengan menggandeng perusahaan transportasi segala lini milik Nadiem Makarim itu.

Webber melanjutkan, pengguna bisa menjadwalkan penyewaan kendaraan hingga 30 hari sebelumnya. Untuk memastikan bahwa informasi medis pribadi pasien aman, Uber bermitra dengan Clearwater Compliance, perusahaan manajemen risiko Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan terkemuka (HIPAA).

Namun, jaminan ini sempat menjadi keraguan bagi penggunanya, karena sejarah Uber yang sempat mengabaikan peraturan privasi dan bobolnya data pribadi pengguna serta mitra pengemudi beberapa waktu lalu.

Menurut catatan HIPAA, setiap tahunnya sebanyak 3,6 juta orang Amerika kehilangan kesempatan untuk menjalani medis dengan baik lantaran hanya mereka tidak memiliki kendaraan. Weber mengatakan, Uber Health adalah inisiatif perawatan kesehatan terbesar perusahaan sejauh ini.

Uber telah mendukung berbagai upaya terkait kesehatan yang lebih kecil, termasuk menawarkan pinjaman kendaraan secara gratis untuk pemeriksaan kanker payudara di Amerika Serikat, serta tes diabetes dan tiroid di India.

Sementara itu, untuk pengemudi, Weber menyatakan yang melayani pasien Uber Health adalah mitra pengemudi yang sudah bekerja sama dengan mereka.

Kepala Kemitraan Uber Health, Jay Holley, mengklaim bahwa layanan baru ini bisa melakukan banyak hal untuk memulihkan citra perusahaan dan memposisikan mereka sebagai perusahaan yang lebih memperhatikan keamanan dan inklusivitas.

"Kami telah menguji Uber Health dalam versi beta sejak Juli 2017. Sejauh ini kami sudah memiliki lebih dari 100 layanan kesehatan. Mulai dari rumah sakit, pusat terapi fisik dan rehabilitasi di antaranya Pusat Kanker Perlmutter NYU, Georgetown Home Care, serta Yale New Haven Health," papar Holley.