Cerita Bigo Live Dikunjungi Dirjen Aptika Kemenkominfo

Rombongan Kominfo sambangi kantor Bigo Live di China
Sumber :
  • Dok. BigoLive

VIVA.co.id – Bigo Live, platform video live streaming, memiliki cara untuk mengidentifikasi dan menyaring kegiatan-kegiatan ilegal serta konten-konten yang tidak pantas di platform mereka.

Bigo Live membentuk tim pemantau yang terdiri dari 300 orang staf di seluruh dunia dan 28 staf lokal di Indonesia sejak 2016.

Tim pemantau Bigo Live juga telah dikenalkan ke perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 18 Agustus lalu. Ini tepat ke kantor perwakilan Bigo Live.

Co-Founder Bigo Live, Jianqiang Hu, mengatakan, tim pemantaunya memiliki misi untuk memelihara lingkungan live streaming yang sehat untuk platformnya.

Ia menjelaskan bila Bigo Live mengadopsi teknologi pemantauan seperti 'Image Recognition System', di mana bisa mengidentifikasi pelanggaran berat, laporan kegiatan, dan peringatan dini.

Selain itu, teknologi pemantauan Bigo Live juga meliputi fitur 'Machine Learning', yang memungkinkannya untuk menyaring gambar secara otomatis. Sistem tersebut memotong klip live streaming menjadi beberapa potongan screenshots dan menyaringnya.

Kemudian, screenshots yang dianggap sebagai pelanggaran "tingkat berat" dikirim ke anggota tim pemantau untuk diproses lebih lanjut, guna memastikan bahwa setiap pelanggaran ditindaklanjuti secara efisien dan akurat.

Oleh karena itu, ia menjamin kalau Bigo Live dipastikan sesuai dengan regulasi di Indonesia. "Pemerintah Indonesia menjunjung tinggi upaya kami dalam memantau lingkungan online," kata Hu, dalam keterangannya, Rabu, 6 September 2017.

Dalam keterangan itu pula, Bigo Live menyebut jika Kominfo, melalui Dirjen Aptika, Semuel Pangerapan, memuji langkah platform live streaming tersebut untuk memperbaikinya.

“Kami telah melihat upaya luar biasa dari Bigo Live dan ini merupakan contoh bagus untuk perbaikan industri live-broadcasting. Kami berharap live broadcasting di Indonesia dapat diatur dengan lebih baik dan dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat,” kata Semmy.

Hu melaporkan, di luar semua upaya yang telah dilakukan oleh Bigo Live, namun masih ada konten-konten tidak pantas yang mengaitkan dengan nama brand­-nya di platform media sosial lainnya. Berdasarkan analisis Bigo Live terhadap 100 video yang paling banyak dilihat yang mengaitkan namanya sebagai kata kunci, hanya 6 persen di antaranya berasal dari Bigo Live.
                                                   
"Sejak Juli 2016, secara total kami telah melaporkan 2.057 konten tidak pantas kepada platform media sosial lainnya dan sampai saat ini 83 persen di antaranya telah berhasil dihapuskan," jelas Hu.