Survei: 34 Persen Loyalis Samsung Pindah ke Lain Hati

Galaxy Note 7.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo

VIVA.co.id – Sebuah platform e-commerce, Branding Brand, melakukan survei pemasaran terkait penarikan kembali atau recall Samsung terhadap produk premiumnya, Galaxy Note 7. Hasilnya, 34 persen loyalis konsumen Samsung, kecewa dan beralih ke smartphone merek lainnya.

Branding Brand melakukan survei periodik pada 1.000 responden untuk memahami perilaku konsumen belanja online. Kali ini survei dilakukan untuk mencari tahu soal Samsung, terkait dengan Note 7 yang mengalami dua kali recall

Survei tersebut dilakukan pada tanggal 21-22 September 2016 dengan rentang responden usia 18-65 tahun yang mempunyai smartphone Samsung.

Dilansir dari Cnet, Senin, 17 Oktober 2016, sekitar 34 persen para loyalis Samsung mengaku kapok dan tidak akan membeli produk dengan brand yang sama. Mereka menyatakan siap beralih ke ponsel pintar berbasis Android merek lain (57 persen), atau ke iPhone (34 persen). Diketahui, pemilik Samsung saat ini yang berhasil di survei, 21 persen mengaku belum pernah memiliki iPhone.

Meski menimbulkan kekecewaan bagi konsumen melalui produk Note 7, masih ada konsumen yang tetap bertahan untuk menggunakan produk-produk Samsung lainnya. Sekitar 77 persen di antaranya mengaku tidak ingin berpindah ke merek lain.

Branding Brand mengungkapkan lebih detail beberapa alasan kenapa masyarakat masih terpikat dan setia dengan satu merek perusahaan, yaitu style (52 persen), pilihan untuk menyesuaikan pengalaman (44 persen), baterai (39 persen), harga (35 persen), dan tidak suka merek smartphone lain (28 persen).

Munculnya alasan baterai sebagai di balik kesetiaan konsumen terhadap merek perangkat, seakan wajar apabila konsumen mulai mengalihkan ke merek lainnya. 

Co-Founder dan Chief Executive Offier (CEO) Branding Brand Chris Mason mengatakan, daya tahanan baterai adalah kunci kesetiaan tapi juga alasan yang sama untuk penurunan kepercayaan bila terjadi sesuatu hal yang berkaitan dengan baterai.

"Daya baterai adalah dan selalu berlanjut, faktor utama dalam mengembangkan teknologi pada smartphone," ucap Mason.