5 Ponsel Buatan Rusia, Ada yang Pernah Masuk Indonesia

Smartphone Yandex.
Sumber :
  • WTC-Radio

VIVA – Rusia ternyata menjadi salah satu negara pembuat ponsel atau telepon genggam pintar dan pernah mengantongi gelar sebagai pasar smartphone terbesar ke-5 di dunia, mengalahkan Indonesia yang mempunyai populasi lebih tinggi.

Berdasarkan data yang diolah, VIVA Tekno menyuguhkan nama-nama produsen ponsel asal Rusia, yang salah satunya pernah berlaga di pasar Indonesia dan terpaksa gulung tikar pada 2019.

Highscreen

Merek ini dibangun sejak 2019 yang pada periode pertama dimiliki oleh perusahaan Jerman Vobis, dan saat ini dipegang oleh Highscreen Limited, Hong Kong.

Awalnya, Highscreen menjual ponsel dengan mereknya sendiri yang dibeli dari produsen China. Kemudian, mereka melakukan penyempurnaan eksternal dan lokalisasi perangkat lunak. Dipantau dari situs resminya, Highscreen masih aktif berjualan ponsel.

BQ

Didirikan pada 2010 dan sejak itu telah menjadi bagian dari holding Mundo Reader. Mereka dikenal sebagai produsen ponsel yang menjual perangkat dengan harga terjangkau, namun mempunyai kinerja yang cukup tinggi.

Hanya dalam beberapa tahun, merek BQ telah mendapatkan posisi yang kuat di pasar Rusia. Pada 2017, BQ masuk dalam 5 besar produsen smartphone terpopuler berdasarkan volume penjualan menurut peringkat Counter Point Analytics.

Yandex

Google milik Rusia itu merilis ponsel pada akhir 2018 seharga 18 ribu Rubel (US$269 atau Rp3,85 juta). Yandex Phone masuk ke dalam kategori perangkat menengah yang dibekali prosesor Snapdragon 630, RAM 4GB dan ROM 64GB yang bisa diperluas.

Smartphone ini dibuat di China namun desainnya berasal dari Yandex. Untuk kebutuhan fotografi, disematkan kamera depan 16MP dan dua kamera belakang masing-masing 5MP.

Yandex membenamkan asisten virtual besutannya sendiri yang bernama Alice.

Taiga

InfoWatch merilis Taiga pada 2017. Perangkat dirancang sebagai smartphone yang bisa membatasi aplikasi untuk mengakses data pribadi penggunanya termasuk email, foto, serta lokasi.

Taiga saat itu tidak dijual bebas. Hanya tersedia 50 ribu unit untuk pegawai negeri sipil Rusia. Ponsel ini berjalan dengan sistem operasi (OS) Android. Tampilan antarmuka ditanamkan firmware yang direncang sendiri oleh tim InfoWatch.

YotaPhone

Ponsel Android dua layar YotaPhone 2 pernah masuk ke pasar Indonesia pada 2016 dengan harga Rp8,9 juta. Merek ini memulai debutnya pada 2012, namun gulung tikar pada 2019, karena kesulitan finansial dan utang kepada pemasok. Salah satunya kepada Hi-P Electronics.

Total, Yota hanya mengeluarkan tiga ponsel. Dua lainnya adalah YotaPhone 2 dan 3 yang dirilis lima tahun setelah model pertama. Mereka gagal melebarkan sayap ke Amerika Serikat (AS), Rusia, Eropa, dan pernah fokus ke pasar China.