BlackBerry Obral Paten Ponsel

BlackBerry.
Sumber :
  • www.phonearena.com

VIVA – BlackBerry sebelumnya dikabarkan telah menjual 90 paten kepada Huawei setahun yang lalu, sekarang perusahaan teknologi itu telah mengumumkan kesepakatan untuk menjual lebih banyak lagi, yakni US$600 juta atau Rp8,6 triliun, yang terkait perangkat ponsel, perpesanan, dan jaringan nirkabel.

Dalam hal ini, penjualan itu meliputi Catapult IP Innovations. Berbasis di Delaware, Catapult dibentuk khusus untuk memegang paten BlackBerry.

Uang itu dibagi menjadi US$450 juta (Rp6,45 triliun) dibayarkan secara tunai dan US$150 juta (Rp2,15 triliun) dalam surat perjanjian.

Seperti dikutip dari situs Techradar, Rabu, 2 Februari 2022, dalam kesepakatannya BlackBerry akan mempertahankan lisensi untuk menggunakan paten.

BlackBerry mengatakan bahwa pelanggan yang menggunakan layanannya tidak akan terpengaruh. Namun, beberapa karyawan BlackBerry akan pindah ke Catapult.

Sebagai pelopor awal dalam perpesanan nirkabel, BlackBerry telah menyumbangkan inovasi besar dan memegang paten yang berharga.

Bagaimana pun, pada satu titik portofolionya diperkirakan bernilai US$2-3 miliar (atau setinggi-tingginya US$4-5 miliar dalam kasus perang penawaran).

Dalam kasus ini, perusahaan itu menggunakan beberapa paten BBM untuk menuntut Facebook, Instagram, dan WhatsApp pada 2018.

Penjualannya belum selesai, pemerintah federal Kanada akan meneliti detailnya untuk memastikan mereka kemungkinan memiliki manfaat bersih bagi ekonomi Kanada, dan tidak menimbulkan risiko bagi keamanan nasional.

Kanada memang mempertahankan beberapa kendali atas paten karena Third Eye Capital yang berbasis di Toronto membantu Catapult mengamankan sebagian besar pendanaannya.

Kesepakatan itu telah berjalan sejak 2020 dan diperkirakan akan memakan waktu hingga tujuh bulan untuk diselesaikan.

Perangkat BlackBerry pernah menjadi raja ponsel berkat kemampuan email dan menjadi simbol status yang sangat diinginkan oleh konsumen.

Sementara itu, BlackBerry Messenger (BBM) sangat populer sebagai layanan pesan over-the-top (OTT).

Namun, kegagalan untuk mengadaptasi dan memodernisasi portofolio perangkat keras dan perangkat lunaknya untuk mengikuti perubahan tren pasar dan permintaan pelanggan, menyebabkan penurunan yang stabil.

Akhirnya, BlackBerry menarik diri dari perangkat pada 2016 untuk fokus pada keamanan, perangkat lunak, dan Internet of Things (IoT).

Awal tahun ini, mereka mencabut BlackBerry Internet Service (BIS) dan menghapus fungsionalitas utama, seperti email dan pesan dari perangkat lama yang masih digunakan.