Mesin Cuci dengan Kecerdasan Buatan Bisa Dikendalikan dari Ponsel
- Analytics Insight
VIVA – Perusahaan teknologi Korea Selatan LG Electronics memperkenalkan mesin cuci berkapasitas besar 20 kilogram, yaitu F2720SVRV. Mesin cuci ini menawarkan sejumlah fitur terkini.
Pembersihan lebih mendalam dari kuman dan allergen atau zat pemicu alergi melalui fitur LG Steam, serta perawatan pakaian lebih baik berkat terapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menjadi dua tawaran utama mesin cuci berjenis front loading tersebut.
Keistimewaan inovasi pada fitur LG Steam ini terletak pada kemampuannya dalam menghasilkan sekaligus mempertahankan temperatur panas dari steam pada tingkatan 60 derajat Celcius saat proses pembersihan.
Kemampuan untuk mempertahankan suhu pada tingkatan optimal dalam kabin pencucian menjadi penting karena tak hanya bakal membuat terlepasnya debu halus atau tungau, namun juga material lain yang menjadi pemantik alergi.
"Mesin cuci LG F2720SVRV sudah mendapat pengakuan internasional berupa sertifikat British Allergy Foundation (BAF) yang menyatakan tingkat efektivitas kemampuannya mencapai 99,9 persen dalam menyingkirkan tungau dan allergen," kata Product Marketing Director Home Appliances LG Electronics Indonesia, Kris Lee, Rabu, 24 November 2021.
Selain menawarkan pencucian lebih besar, perawatan pakaian lebih baik juga menjadi keunggulan yang ditawarkan mesin cuci LG F2720SVRV. Nah, kemampuan ini berkat benaman sensor canggih bernama AI DD (Artificial Intelligence Direct Drive).
Dukungan kecerdasan buatan dalam sensor AI DD membuat mesin cuci LG ini mampu membedakan pencucian berdasarkan karakteristik bahan pakaian. Tingkat jelinya sensor dalam mengenali karakteristik bahan pakaian ini didukung 20 ribu basis data karakteristik bahan pakaian saat pencucian.
"Saat cucian dimasukkan, pengguna cukup menekan sebuah tombol untuk mengaktifkan sensor," tutur dia. Hal ini akan membuat tabung cuci berputar perlahan yang memberikan waktu bagi sensor mengenali karakteristik pakaian melalui gelombang mikro yang dihasilkan.
Pengembangan sensor berbasis AI ini merupakan hasil dari pengamatan LG pada ketidakpuasan yang kerap timbul dari mesin cuci konvensional.
Hanya mendasarkan pada berat cucian tanpa deteksi karakteristik bahan, mesin cuci konvensional tak mampu mengenali kebutuhan pencucian berbeda antara dua jenis pakaian dengan bahan dasar sama.
"Antara kemeja dan celana misalnya, meski keduanya berbahan katun, namun memiliki tingkat kelembutan berbeda yang membuat penanganan pencuciannya juga tak sama," paparnya. Melengkapi kepintarannya, mesin cuci yang dibanderol seharga Rp18 jutaan ini juga didukung LG ThinQ.
Platform pintar berupa aplikasi yang dapat diunduh pada smartphone berbasis Android maupun iOS. "Lewat jaringan WiFi, pengguna dapat mengendalikan mesin cuci ini hanya dengan pilihan menu di smartphone. Mulai dari proses pencucian, memilih siklus pencucian tertentu, hingga menonaktifkannya," jelas Lee.