Jangan Takut Ditendang WhatsApp, Ada Aplikasi Lain Menunggu

Ilustrasi WhatsApp, Instagram dan Facebook.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – WhatsApp mengaku sebagai aplikasi pesan instan yang fokus pada privasi. Namun tidak lama lagi akan berubah, karena platform itu akan memaksa penggunanya untuk setuju membagikan data pribadi mereka ke Facebook dan anak perusahaan lainnya.

Dilansir dari situs Business Insider, Jumat, 8 Januari 2021, disebutkan bahwa pengguna WhatsApp harus setuju untuk membiarkan Facebook dan anak usaha lainnya mengumpulkan data pribadi seperti nomor telepon dan lokasi pengguna berada. Kebijakan privasi baru tersebut akan berlaku pada 8 Februari mendatang.

Apabila pengguna tidak setuju, maka mereka akan kehilangan akses WhatsApp. Meski begitu, pengguna tidak usah khawatir karena mereka bisa beralih ke aplikasi pesan instan lainnya, seperti Signal dan Telegram.

"Signal dan Telegram sekarang menjadi alternatif yang lebih baik jika Anda khawatir privasinya diungkap ke publik," kata Editor TechCrunch, Mike Butcher. Ia lalu membagikan data perbandingan yang telah dikumpulkan WhatsApp versus Signal dan Telegram.

Hasilnya, WhatsApp mengumpulkan lebih banyak data pribadi, termasuk perilaku keuangan penggunanya. Facebook membeli WhatsApp pada 2014. Dua tahun kemudian muncul wacana yang memberi kesempatan kepada pengguna untuk memilih tidak berbagi data pribadi WhatsApp dengan Facebook.

Juru bicara WhatsApp mengatakan jika perubahan itu memungkinkan bisnis menyimpan obrolan WhatsApp menggunakan infrastruktur Facebook. Namun, ia tidak menjelaskan mengapa platform tersebut memutuskan untuk melakukan perubahan, tetapi cuma bilang hal itu tidak akan mempengaruhi pengguna yang berbasis di Uni Eropa dan Inggris.

"Tidak ada perubahan pada praktik berbagi data pribadi WhatsApp di wilayah Eropa (termasuk Inggris). Tujuan Facebook menggunakan data pribadi ini adalah untuk meningkatkan iklan," kata juru bicara WhatsApp.

Pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, meninggalkan perusahaan yang telah didirikannya masing-masing pada 2017 dan 2018. Bahkan, Acton terang-terangan bilang kalau dirinya hengkang karena Facebook mau memperkenalkan iklan ke WhatsApp.

Ia pun meminta seluruh pengguna WhatsApp agar menghapus Facebook. Sedangkan kepergian Koum dirumorkan karena dirinya berselisih dengan manajemen Facebook terkait pendekatan perusahaan terhadap data privasi pengguna di WhatsApp.