Pakai Aplikasi Mobile, Pasien Tak Repot Lagi Urusan Rumah Sakit

Ilustrasi Telemedicine.
Sumber :
  • The Arab Hospital Magazine

VIVA – Telemedicine adalah metode bertukar informasi medis yang menggunakan alat elektronik. Artinya, pasien bisa mendaftar hingga konsultasi dengan dokter tanpa harus datang ke rumah sakit.

Di mata CEO Selaras Holding Group, Edhijanto Widaja Taufik, telemedicine bagian dari transformasi digital yang mengawinkan layanan rumah sakit dengan teknologi informasi (IT).

"Telemedicine membuat manajemen kesehatan pasien jadi lebih baik. Mulai dari mendaftar, konsultasi sampai mendiagnosis keadaan pasien dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Intinya, kondisi pasien kita pantau," kata Edhijanto kepada VIVA, Sabtu, 20 Oktober 2018.

Layanan medis mutakhir ini akan diterapkan di Mandaya Royal Hospital Karawang, Jawa Barat, pada pertengahan 2019 dan Puri, Jakarta Barat, di tahun berikutnya.

Bagi pasien yang ingin memanfaatkan telemedicine, lanjut Edhijanto, tinggal mengunduh aplikasi yang sistem internalnya dibuat oleh Mandaya Hospital. Setelah unduh atau download, pasien harus mendaftar untuk menjadi anggota atau member.

"Cukup daftar lalu muncul notifkasi. Saat datang ke kita pasien enggak perlu check-in lagi, karena sudah terekam sama kita melalui GPS yang terpasang di rumah sakit. Aplikasi ini bisa dipakai Android maupun iOS. Sekarang sistemnya sedang kita siapkan karena kita yang bangun," jelasnya.

Selain itu, Edhijanto juga mengaku akan berkolaborasi dengan perusahaan rintisan atau startup teknologi jebolan Silicon Valley, Amerika Serikat, untuk mengkoneksikan smartphone dengan sistem internal milik Mandaya Hospital. Mulai dari GPS, cek kesehatan, hingga komunikasi dokter dengan pasien.

Namun demikian, Edhijanto enggan menyebut nama startup yang dimaksud. Ia juga meyakinkan bahwa komunikasi antara dokter dan pasien terekam. Karena sifatnya rahasia, Edhijanto mengklaim percakapan tidak akan bocor lantaran platform yang digunakan berasal dari sistem internal, bukan platform WhatsApp.

"Komunikasi dokter dengan pasien pakai sistem internal, bukan lewat WhatsApp. Ini transformasi digital yang luar biasa. Kita juga syaratkan dokter yang mau gabung, yaitu harus mau diribetin pasien. Jadi mereka enggak perlu janjian atau menunggu dokter praktik. Penyakit pasien langsung ditangani sehingga clinical effectiveness-nya tinggi," ungkap Edhiyanto.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Mandaya Hospital Group, Benedictus R. Widaja, mengaku menyiapkan anggaran sebesar Rp1,2 triliun untuk membangun Mandaya Royal Hospital Puri di CBD Area Kompleks Perumahan Metland Cyber Puri, Cipondoh, Kota Tangerang, dan direncanakan selesai pada 2020.

Ia menyebut rumah sakit pertama yang dibangun dan sudah beroperasi adalah Mandaya Royal Hospital Karawang. Rumah sakit ini akan memiliki sekitar 400 tempat tidur untuk rawat inap, 10 ruang operasi, 100 ruang rawat jalan dan fasilitas penunjang lainnya.

"Kami juga mengalokasikan Rp250 miliar untuk peralatan kesehatan canggih," kata Benedictus. Mandaya Royal Hospital dilengkapi dengan peralatan terbaru dan tercanggih antara lain LINAC untuk Radiotherapy, PET Scan, SPET Scan untuk kedokteran nuklir, Hybrid Operating Theatre, High Tesla MRI, serta High Slice CT Scan.

Mandaya Hospital Karawang dan Puri di bawah manajemen Mandaya Hospital Group, yang merupakan hasil patungan dari Selaras Holding Group bersama Mandaya Medical International Pte.Ltd. (ren)