Keren, E-Gamelan Udinus Siap Unjuk Gigi di UNESCO

E-Gamelan karya Udinus Semarang akan unjuk gigi di markas UNESCO
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Sebuah inovasi kreatif seni musik karya anak negeri kembali mendunia. Kali ini sebuah kreasi gamelan digital atau E-Gamelan milik Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Jawa Tengah, akan tampil di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO pada 28 Juni hingga 1 Juli 2018.

E-Gamelan merupakan alat musik khas Jawa yang dimainkan secara digital melalui perangkat komputer oleh beberapa orang. Selain di markas UNESCO Prancis, E-Gamelan juga akan unjuk kebolehan di Animation Park Disneyland serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Prancis.

"Kami dipanggil untuk main di tiga tempat itu. Alasan UNESCO memanggil kami, karena ingin melihat gamelan yang kami perbaharui dengan elektonik atau digital, " kata Rektor Udinus Edi Noersasongko saat menggelar acara apresiasi Seni Udinus, Selasa malam, 5 Juni 2018.

Saat unjuk gigi di UNESCO, Udinus akan membawa total ada 36 orang rombongan. Mereka terdiri atas 26 dosen dan 15 mahasiswa. Mereka akan bermain dalam festival bertajuk 'Dance Music of The World' yang diisi oleh tujuh negara, Indonesia salah satunya. 

Edi menyebutkan, E-Gamelan merupakan inovasi mahasiswa yang bertujuan untuk melestarikan gamelan asli Indonesia. Lahirnya E-Gamelan karena melihat generasi muda yang sudah melupakan produk alat musik asli Jawa tersebut. 

"Gamelan musik asli Indonesia. Pelan tapi pasti generasi muda mulai tidak kenal. Maka dengan dibuat digital, semua orang bisa main, mudah didengar, dipelajari di mana saja," katanya.

Saat proses pembuatan E-Gamelan, Udinus bahkan telah meminta restu dan izin ke keraton yakni Paku Alam XII dan Suryokarto Hadiningrat. Keduanya bahkan mendukung penuh. 

E-Gamelan diciptakan secara berkala untuk memperoleh bunyi terbaik. Udinus bahkan pertama kali harus melakukan proses rekaman gamelan pusaka dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang menjadi simpul pelestari gamelan.

"Kami ingin bahwa gamelan sendiri menjadi heritage of the world. Salah satu caranya adalah dengan kami memperkenalkan di UNESCO," ucapnya.

Kepala Humas Udinus Agus Triyono, menuturkan, inovasi E-Gamelan juga pernah pentas di kancah internasional pada Juni dan Juli 2010 di Taiwan dan Singapura. Selain itu, Udinus juga telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atas E-Gamelan. Bahkan produk kreatif itu juga dapat diunduh langsung di Playstore yakni 'E-Gamelanku' untuk dimainkan melalui gawai.

Beberapa aransemen gamelan yang berhasil diciptakan antara lain; suara original saron, peking, bonang, barung, bonang penerus, gong, kenong, demung dan slenthem. Semuanya bisa dimainkan dalam satu perangkat lunak komputer maupun handphone.

“Di UNESCO nanti kita akan mainkan delapan buah tembang Jawa kolaborasi antara gamelan asli dan E-Gamelan,” tutur Agus, yang juga salah satu pemain. (dhi)