Fingerprint di Depan atau Belakang, Ada Maksudnya Lho
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Teknologi kunci pada smartphone sekarang sudah bermacam-macam dan berkembang pesat. Pada awalnya, teknologi kunci berupa PIN, tapi belakangan vendor smartphone mengadopsi teknologi pembaca wajah.
Salah satu teknologi pengunci smartphone yang umum yakni fingerprint atau sensor sidik jari. Teknologi ini menggunakan sidik salah satu atau beberapa jari yang direkam sebelumnya untuk membuka ponsel pengguna.
Vendor smartphone meletakkan fingerprint beragam. Ada yang meletakkan sensor itu di depan, biasanya di bagian bawah atau berbarengan dengan tombol home. Beberapa vendor berinovasi dengan menaruhnya di bagian bawah kamera belakang.
Menurut Marcomm Manager Evercoss, Suryadi Willim, letak fingerprint bisa dilihat sejauh apa brand ingin mengeksplorasi layar ponsel mereka.
"Brand yang mahal pakai itu (fingerprint di belakang) karena ngejar full screen," ujarnya ditemui di Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.
Ia mengakui, Evercoss juga meletakkan sensor sidik jari itu di bawah kamera belakang, seperti pada tipe Evercoss M50. Namun, beberapa pelanggan Evercoss mengeluhkan letak fingerprint tersebut. Menurut Suryadi, mereka lebih suka sensor itu ditaruh di bagian depan.
"Harus diangkat (smartphone jika mau dibuka kuncinya), sedangkan orang maunya ditaruh. Kami beberapa mengeluarkan fingerprint di belakang, mereka protes. 'Di belakang enggak enak lebih suka di depan’," ujarnya.
Mengikuti masukan pengguna, Evercoss mengikuti saran itu. Pada produk barunya, Evercoss U50A MAX, letak fingerprint ada di bagian depan.
U50A MAX sudah dikeluarkan Evercoss sejak pekan lalu. U50A MAX hadir dengan RAM 2 GB dan ROM 16 GB. Perusahaan asal Indonesia ini nampaknya ingin menjual smartphone dengan harga sangat terjangkau, sebab dibanderol dengan harga Rp1,2 jutaan.
Soal produknya bisa terjangkau harganya, Suryadi mengatakan, kuncinya mereka memproduksi semuanya di dalam negeri dengan memenuhi standar 30 persen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
"Dari produksi, kami produksi sendiri. Evercoss benar-benar punya pabrik sendiri. Pegawainya juga orang Indonesia. Jadi kami bisa menekan biaya produksi sendiri," tuturnya.
Ia menuturkan, untuk pasar smartphone memang sedang berubah ke arah harga kisaran Rp1,5 sampai Rp2 jutaan. Namun, Evercoss yang masih menjual ponsel di bawah Rp1,5 juta tetap optimistis bisa mempertahankan pasarnya.