Empat Fitur Penjaga Keamanan Smartphone
- REUTERS/Peter Nicholls
VIVA – Ponsel pintar atau smartphone saat ini dilengkapi fitur keamanan untuk membuka menu utama. Mulai dari kode pin, pola (pattern), sidik jari (finger print), hingga merekam wajah (face ID) pemiliknya.
Cara-cara itu dinilai ampuh untuk mengamankan file atau data penting yang tersimpan di dalam smartphone ketika hilang ataupun dicuri orang. Berikut penjelasan fitur-fitur keamanan yang diolah VIVA, Selasa, 13 Februari 2018.
Kode Pin
Cara ini adalah sistem keamanan paling lama yang ada pada ponsel. Tinggal ketik beberapa nomor, biasanya empat atau enam digit, maka smartphone akan terbuka, seperti dikutip situs The Verge.
Sistem kode pin dianggap metode paling aman digunakan sekaligus yang terburuk. Dikatakan paling buruk karena mayoritas pengguna atau user, memakai tanggal lahir atau nomor penting, sehingga bisa ditebak orang lain dengan mudah.
Pattern
Sekitar empat tahun lalu metode ini sangat populer di beberapa smartphone dan dipakai oleh penggunanya. Terdiri dari sembilan titik dan pengguna tinggal membuat pola (pattern) di atasnya.
Mengutip Android Authority, pattern bisa dipakai hanya dua titik saja atau keseluruhan sembilan titiknya. Namun, seperti kode pin, cara ini juga bisa memiliki kelemahan, yaitu membuat pengguna lupa, sehingga metode ini bisa dibaca dengan mudah oleh orang lain.
Sebab, pattern diciptakan sesuai dengan kebiasaan. Selain itu, mayoritas pengguna hanya menggunakan 4-5 titik dengan beberapa di antaranya membentuk pola huruf inisial pengguna ataupun orang terdekat, yang mayoritas, dimulai dari pojok kiri atas.
Fingerprint
Saat ini pindai sidik jari atau fingerprint scan menjadi yang paling populer untuk membuka kunci smartphone. Hanya tinggal meletakkan satu jari yang telah direkam sebelumnya pada sebuah bidang yang biasanya diletakkan pada tombol menu utama atau di bawah kamera belakang pada beberapa produk seperti Samsung A8.
Namun, ternyata cara ini juga masih bisa dikelabui. Dilansir situs New York Times, sebuah penelitian dari dua perguruan tinggi di Amerika Serikat, Universitas New York dan Michigan, menemukan bahwa smartphone bisa dibobol hanya dengan fingerprint palsu.
Caranya, para hacker atau peretas ini membuat sidik jari dari kumpulan titik-titik sidik jari lainnya yang 65 persennya cocok dengan sidik jari seseorang.
Satu sisi, kemungkinan kecocokan dengan sidik jari seseorang diperkirakan lebih rendah dari angka di atas. Namun, sisi lain, kemungkinan sensor ditipu oleh fingerprint palsu juga masih terbuka lebar.
Face Lock/Face ID
Metode Face Lock ini adalah yang paling terbaru untuk mengunci smartphone. Fitur pengenalan wajah ini sudah ada di beberapa smartphone seperti iPhone X, Oppo A83, dan OnePlus 5T.
Cara ini dianggap paling mudah dilakukan dan sulit ditembus oleh orang yang berniat jahat pada smartphone kita. Hanya dengan menghadapkan wajah pengguna ke kamera, maka smartphone akan membuka kuncinya.
Namun, beberapa kali Face Lock, khususnya di iPhone X mendapatkan kritikan tajam. Pakar keamanan siber Yan Shoshitaishvili mengungkapkan beberapa kali sistem ini tidak bekerja dengan baik.
"Beberapa gagal jika saya melepas kacamata saya. Saat gagal akan keluar password Anda dan saya akan bilang 'Hey! sebenarnya saya melakukan operasi plastik', lalu saya akan membuat program ulang pindai wajah," kata dia, dari situs Daily Sun.
(ase)