Akun Twitter Babe Haikal Diretas, Bagaimana Cara Melacaknya

Ustaz Haikal Hasan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

VIVA – Beberapa hari lalu jagat Twitter di Tanah Air heboh dengan postingan Haikal Hasan di media akun sosial tersebut soal ‘Prabowo tidak Jumatan dan minum bir’. 

Postingan itu menuai kontroversi, dan belakangan pria yang akrab disapa Babe Haikal itu mengonfirmasi akun Twitter miliknya diretas. Dalam klarifikasinya, Haikal mengatakan, akun media sosialnya yang lain juga diretas, yakni Instagram, Facebook sampai akun grup WhatsApp. 

Nah, lepas sehari setelah klarifikasi Haikal tersebut, di Twitter muncul versi yang membongkar dugaan peretasan akun tersebut itu direyakasa oleh Haikal. Tudingan ini dilihat dari kronologi postingan. Sebuah akun Twitter @SuburBur menemukan ada kejanggalan dari sisi kronologi postingan. 

Akun itu menemukan jejak akun @haikal_hassan membalas sebuah mention akun lainnya pada 23 Maret 2019 pukul 10.31, sehari sebelum postingan 'Prabowo tidak Jumatan' pada 24 Maret 2019 sekitar pukul 21.42. 

Dalam balasan tersebut, akun Babe Haikal menginformasikan akun media sosialnya telah pulih dari peretasan. Kejanggalan menurut akun @SuburBur adalah, kenapa setelah dipulihkan, sehari kemudian akun Haikal muncul dengan postingan 'Prabowo tidak Jumatan'. Kejanggalan inilah yang menjadi perhatian.

Akun @SuburBur bertanya, jika akun Haikal diretas pada 24 Maret 2019, dan sudah diambil alih lagi, kenapa peretas dengan tidak mengganti password akun Haikal, begitu mereka membajaknya. 

Ahli keamanan teknologi informasi, Alfons Tanujaya menuturkan, untuk menunjukkan akun media sosial kena retas atau tidak, perlu dilacak melalui akses log in akun. 

"Kalau memang ada yang mengklaim akunnya di-hack dan sekarang dia berhasil dapatkan kembali, simpel saja. Tunjukkan saja log akses akun, akan kelihatan kok dari IP pengaksesnya kalau memang di-hack," jelas Alfons kepada VIVA, Rabu 27 Maret 2019. 

Dia mengatakan, dari jejak IP akan bisa melacak siapa saja yang mengakses akun media sosial tersebut.

Alfons menuturkan, sebagai pengguna digital memang dituntut untuk menjaga betul akun agar tidak sampai jatuh ke tangan orang lain. Sebab ini menyangkut keamanan data pengguna. 

"Sebenarnya di-hack saja harusnya sudah malu, tidak mampu mengamankan aset digital yang berharga," katanya. 

Supaya mudah melacak peretas, Alfons menyarankan, dalam hal terjadi kasus atau klaim peretasan sebuah akun media sosial, sebaiknya pengakuan tersebut didukung dengan data valid. Dengan bukti pendukung maka akan membuat edukasi kepada publik soal pentingnya keamanan digital. (ase)