4 Negara Pemilik Senjata Laser, Pembunuh Senyap yang Boros Energi

Senjata laser yang ditembakkan dari kapal perang AS.
Sumber :
  • foxnews.com

VIVA – Dahulu, senjata laser hanyalah karangan fiktif belaka yang terdapat pada novel karya HG Wells pada 1897 berjudul The War of the Worlds.

Novel fiksi itu memperkenalkan tentara berteknologi tinggi yang menyerang Bumi menggunakan senjata laser yang mampu menembus baja. Senjata laser ini mampu menghancurkan kapal kecil, rudal, dan pesawat nirawak atau drone.

Namun, kini keberadaan senjata laser menjadi kenyataan. Laser diartikan sebagai berkas cahaya yang bergerak dengan kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya laser mencapi 300 juta meter per detik, melaju pada kecepatan Mach 872,705.

Dalam jarak pendek, senjata laser dapat mengenai target dengan presisi tinggi. Artinya, memiliki akurasi yang sangat baik. Tidak seperti senjata pada umumnya, senjata laser tidak memerlukan amunisi yang mahal. Mereka hanya membutuhkan cukup daya.

Laser pertama kali diciptakan oleh Theodore Harold Maiman di Hughes Research Lab, Malibu, California, AS, pada 1960. Saat ini sudah ada empat negara yang mengembangkan senjata laser dengan kekuatan berbeda.

Siapakah keempat negara ini? Berikut ulasannya seperti dikutip VIVA dari berbagai sumber:

1. Turki

Proyek senjata laser Turki yang disebut juga dengan Proyek IIN telah melalui tahap uji coba dan berlangsung efektif. Senjata Laser Energi Tinggi atau High Energy Laser System (ISIN Project) ini merupakan produk Pusat Informasi Keamanan dan Informasi Turki, Tubitak Bilgem.

Diperkenalkan oleh Undesecretariat for Defense Industries (SSM). Senjata tersebut digunakan untuk melawan ancaman yang dibawa oleh kendaraan tempur udara dan laut tanpa awak pada kisaran jarak 500 meter.

Selain itu, senjata ini mampu menjadi alat peledak improvisasi dan material mencurigakan di kejauhan 200 meter. Pengembangan senjata laser tersebut dibuat oleh perusahaan raksasa asal Turki, ASELSA, yang masuk ke dalam peringkat 58 dari daftar 100 pertahanan dunia teratas pada 2016.

2. China

Sempat diragukan, namun perusahaan teknologi Xian Institute of Optics and Precision Mechanics akhirnya menyebarluaskan uji coba senjata laser buatan mereka.

Senjata yang dinamakan ZKZM-500 ini diklaim mampu membakar target dari jarak 800 meter. Cahaya pada senjata ini tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.

Meski begitu, laser yang ditembakkan mampu menembus kaca, dan jika terkena kulit langsung hangus terbakar. Senjata ini dilengkapi dengan baterai lithium yang dapat diisi ulang layaknya gadget atau gawai.

Dengan berat yang mencapai tiga kilogram, ZKZM-500 bisa menembak lebih dari 1.000 target sasaran.

3. Rusia

Senjata laser milik negeri Beruang Putih ini dinamakan anti-satellite complex yang masih dalam tahap pengembangan oleh Almaz-Antey sejak 2017.

Rusia menciptakan senjata tersebut karena menganggap satelit milik Amerika Serikat sebagai ancaman. Senjata ini diklaim mampu 'mengganggu' satelit Paman Sam, sehingga dapat menghancurkan efek fungsional secara langsung.

Tak hanya itu, Rusia juga mengaku bisa menembak jatuh satelit musuh yang berada di luar angkasa. Negeri Vladimir Putin itu sebelumnya pernah mengembangkan senjata laser yang dikenal sebagai Beriev A-60 yang ditempatkan di pesawat kargo Ilyushin II-76MD.

4. Amerika Serikat

Produsen senjata Raytheon tengah mengembangkan senjata laser kelas 100 kilowatt yang terhubung dengan kendaraan militer kelas menengah.

Raytheon sudah memproduksi laser sejak 1960 untuk menjadi peralatan Marinir Amerika Serikat di kendaraan tempur mereka. Diketahui, laser ini pernah menembak empat drone yang sebelumnya sudah menjadi target.

Hingga kini, Raytheon telah memproduksi lebih dari 50 ribu senjata laser militer berkekuatan rendah. Senjata laser ini juga dapat mempertahankan diri dari serangan musuh tanpa harus membuat, mengangkut dan menyimpan amunisi.

Kendati demikian, senjata laser bukannya tidak memiliki kelemahan. Senjata laser membutuhkan tenaga dalam jumlah besar dan generator listrik besar.

Selain itu, senjata laser juga tidak efisien, karena sebagian besar energi yang digunakan untuk mengubah panas, dan dapat terhalang oleh debu, asap, awan, hujan, kabut, dan turbulensi.