Tips Dini Cegah Anak 'Pacaran' dengan Gawai

Anak-anak bermain gadget tablet smartphone.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Sentuhan gawai (gadget) di kalangan balita dan anak-anak, tidak bisa terhindarkan. Hal ini, karena gaya hidup atau dianggap sebagai kebutuhan primer.

Tetapi, pemberian gadget pada anak usia dini sangat tidak dianjurkan, khususnya balita.

"Gadget akan mempersempit pola pikir anak," kata Deana Haryana, pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini dan anggota Indonesia Child Online Protection, kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Kamis 26 Oktober 2017.

Ia pun menganjurkan, agar minimal usia anak diberikan perangkat gadget, terutama smartphone, sebaiknya menginjak kelas tiga Sekolah Menegah Pertama (SMP).

"Karena, itu untuk kebutuhan mencari literatur pelajaran. Tetapi, tetap harus dengan pendampingan orangtua dan guru," paparnya.

Deana pun berbagi tips bagi para orangtua melindungi anak sejak dini dari pengaruh konten-konten yang tersebar di internet.  

Pertama, orangtua harus mengontrol pemakaian gadget, agar anak tidak 'pacaran' dengan gadget. Batasan ini, kata dia, dengan mencuri perhatian anak dengan cara mencairkan suasana di lingkungan rumah.

"Bukan sebagai orangtua yang dominan. Tapi merangkul, bersahabat. Kita harus gaul jadi orangtua, tetapi tetap meng-create suasana rumah. Jadi, anak-anak tidak mencari teman aneh di gadget," ujar Deana.

Kedua, orangtua harus memiliki literasi digital. Artinya, orangtua juga harus tahu mana konten-konten yang sensitif bagi anak.

"Jadi, ketika membelikan perangkat seperti gadget, orangtua menerapkan 'parental control', yaitu membatasi akses anak pada perangkat," tutur Deana.

Ketiga, atau terakhir, selain penggunaan smartphone yang dikontrol, penggunaan gadget lainnya seperti PC, atau game online, sebaiknya diletakkan posisi tampilan layar secara terbuka.

"Ini, agar orangtua bisa mengawasi yang dilakukan oleh anaknya," ungkap dia. (asp)