Terbongkar, Rusia Pakai Pokemon Go Recoki Pemilu AS
- REUTERS/Kim Kyung-Hoon
VIVA.co.id – Rusia ternyata menggunakan segala saluran untuk berupaya mencampuri Pemilu Amerika Serikat pada 2016.
Sebuah penyelidikan CNN mengungkapkan, agen atau kelompok yang terafiliasi Rusia bukan hanya memanfaatkan Facebook, Twitter dan Google untuk mempengaruhi politik Negeri Paman Sam. Bahkan agen Rusia itu memanfaatkan game mobile Pokemon Go untuk mencampuri Pemilu AS tahun lalu.
Dikutip dari Cnet, Jumat 13 Oktober 2017, agen terafiliasi Rusia memanfaatkan semua saluran media sosial dan Pokemon Go untuk memunculkan ketegangan rasial di Amerika Serikat.
Dengan menggunakan Pokemon Go, menurut laporan CNN, agen terafiliasi Rusia mengarahkan pemain Pokemon Go di AS diajak terlibat dalam kontes pencarian monster Pokemon. Kontes itu termasuk dalam kampanye Dont Shoot Us. Kontes ini diumumkan pada halaman Tumblr pada Juli 2016 bagi penikmat game Pokemon Go akan mendapatkan gift card Amazon sebagai penghargaan ikut dalam kontes tersebut.
Dalam kontest Pokemon Go itu, pemain diarahkan menuju lokasi tertentu untuk mendapatkan karakter monster pada permainan tersebut. Namun lokasi berburu monster itu merupakan titik-titik tempat terjadinya aksi brutal polisi AS.
Selain itu, konten Pokemon Go itu meminta pemain menamai monster Pokemon dengan nama orang yang ditembaki polisi AS, termasuk di antaranya menamai monster itu dengan Eric Garner, warga kulit hitam AS yang tewas ditembus peluru polisi AS pada 2014.
Diduga kontes ini ingin menumbuhkan kebencian warga AS kepada polisi yang brutal dan diskriminasi menindak warga kulit hitam.
Menanggapi hasil investigasi tersebut, pengembang Pokemon Go, Niantic menegaskan game mereka tidak bobol oleh kelompok terafiliasi Rusia.
"Jelas dari gambar yang beredar, aset permainan kami telah disesuaikan dan disalahgunakan dalam promosi oleh pihak tertentu tanpa izin kami,” ujar juru bicara Niantic.
Niantic menegaskan, Pokemon Go tidak bisa dipakai untuk berbagi informasi di antara pengguna pada aplikasi permainan tersebut.
"Jadi medium kami sama sekali tak mungkin dipakai. Kontes tersebut mengharuskan orang mengambil gambar dari ponsel mereka dan berbagi di jaringan sosial lainnya, bukan dalam permainan kami," tegas jubir tersebut.
Investigasi CNN mengungkapkan, Pokemon Go merupakan salah satu layanan aplikasi populer yang dipakai dalam kampanye Dont Shoot Us. Kelompok terafiliasi Rusia itu juga memanfaatkan YouTube, Tumblr, Facebook, Twitter dan Instagram untuk mempromosikan konten yang memecah belah warga AS.
Atas laporan itu, perwakilan Instagram dan Tumblr belum berkomentar. Sedangkan Facebook dan Twitter menolak berkomentar, perwakilan YouTube tak merespons soal kampanye Dont Shoot Us secara khusus, tapi medium milik Google itu menegaskan akan menangguhkan akun yang berkali-kali melanggar ketentuan layanannya. (ase)